Suara.com - Manchester City merayakan gelar Liga Premier bersejarah, empat kali berturut-turut, bahkan enam gelar dalam tujuh musim terakhir yang menegaskan dominasi mereka di antara klub-klub raksasa Inggris.
Keberhasilan Manchester City memang tidak lepas dari gelontoran uang Abu Dhabi United Group milik Sheikh Mansour yang mengakuisisi The Citizen dari keluarga Thaksin Shinawatra pada 2008-2009.
Manchester City menorehkan sejarah dengan meraih gelar Liga Premier empat kali berturut-turut.
BACA JUGA: Alexander Sorloth Menggila, Real Madrid Ditahan Imbang 4-4 Villarreal dalam Drama Delapan Gol
Baca Juga: Link Live Streaming Arsenal vs Everton di Pekan Terakhir Liga Inggris
Dominasi mereka di antara raksasa Inggris ini tak lepas dari beberapa faktor kunci. Berikut ulasannya:
1. Skuad Dahsyat dengan Pemain Cadangan Berkualitas
Manchester City memiliki skuad yang mendalam dengan kemampuan merata antara tim utama dan pemain cadangan.
Hal ini terbukti ketika Kevin de Bruyne cedera, Mateo Kovacic mampu tampil gemilang dengan kualitas yang setara.
BACA JUGA: Anfield Bergemuruh Sambut Pelatih Anyar, Jurgen Klopp Resmi Umumkan Arne Slot Nakhodai Liverpool
Baca Juga: Link Live Streaming Manchester City vs West Ham di Liga Inggris, Segera Berlangsung
Begitu pula di lini depan, Phil Foden dan Julian Alvarez siap menggantikan Erling Haaland dan Jack Grealish yang absen.
2. Foden Naik Kelas dan Menjadi Bintang
Musim ini, Phil Foden menjelma menjadi bintang baru Manchester City. Pemain jebolan akademi ini menemukan gaya bermainnya sendiri dan tampil liar di sisi sayap.
Kehadiran Foden menjadi opsi penting bagi Pep Guardiola, terutama saat lini tengah buntu. Kemampuannya mendribel dan melepaskan tendangan akurat dari luar kotak penalti kerap merepotkan lawan.
Foden pun membuktikan kualitasnya dengan torehan 27 gol dan 11 assist di semua kompetisi, melebihi De Bruyne yang hanya mencetak 25 gol dan 6 assist.
3. Rodri, Gelandang Bertahan yang Tak Tergantikan
Rodri menjadi kunci kesuksesan Manchester City di lini tengah. Catatan statistik menunjukkan bahwa City tak pernah kalah saat Rodri bermain.
Gelandang asal Spanyol ini pandai membaca permainan dan memotong serangan lawan. Ia juga pandai mendistribusikan bola dan mampu mencetak gol.
Tak heran Guardiola menyebut Rodri sebagai pemain tengah terbaik di dunia saat ini.
4. Kegagalan Arsenal dan Liverpool Memanfaatkan Kesempatan
Bulan April menjadi momen krusial bagi Manchester City. Saat itu, mereka masih di peringkat ketiga di bawah Arsenal dan Liverpool.
Namun, satu hari (13 April), Liverpool kalah dari Crystal Palace dan Arsenal dipermalukan Aston Villa. Di saat yang sama, City melibas Luton dengan skor 5-1.
Kekalahan tersebut menjadi titik balik bagi kedua tim pesaing City. Liverpool semakin menurun performa dan tersingkir dari berbagai turnamen. Sedangkan Arsenal terus berusaha mengejar City, namun tak mampu memperkecil selisih poin.
5. Konsistensi Haaland Buktikan Kualitasnya
Erling Haaland kembali menunjukkan ketajamannya dengan mencetak 27 gol dan meraih gelar Sepatu Emas. Meski torehan golnya berkurang dibandingkan musim lalu, konsistensinya menjadi kunci bagi City dalam mengamankan poin.
Haaland mencetak sembilan gol dalam tujuh pertandingan terakhir dan membawa City mengejar ketertinggalan dari Arsenal.
Kesimpulannya, kekuatan tim, kemampuan individu pemain, dan strategi jitu Pep Guardiola menjadi faktor kunci di balik kesuksesan fantastis Manchester City dalam meraih empat gelar Liga Premier berturut-turut.