Jika dibandingkan, nilai kedua pemain itu setara dengan uang sogokan klub Liga 1 di kasus match fixing.
Pada musim 2018, kompetisi Liga Indonesia sempat dibuat heboh dengan kasus match fixing diduga melibatkan sejumlah klub. Satgas Mafia Bola bentukan Polri saat itu menemukan fakta uang sogokan yang dibayarkan klub Liga 2 demi bisa promosi ke Liga 1.
Kasatgas Anti Mafia Bola Polri sekaligus Wakabareskrim Polri, Irjen Asep Edi Suheri saat itu menjelaskan klub yang diduga terlibat match fixing memiliki catatan cukup mengkilap.
"Iya, dalam beberapa pertandingan memang klub 'Y' ini menang. Kecuali 1 pertandingan kalah, dan naik untuk ke Liga 1. Kalau enggak salah dari 8 laga itu 1 yang kalah. Tapi dari 7 itu menang semua," jelas Asep saat konfrensi pers saat itu.
Asep dalam keterangannya menjelaskan demi bisa promosi ke Liga 1, klub itu harus merogok kocek ratusan juta rupiah. Dana itu untuk mengkondisikan perangkat pertandingan.
"Sampai saat ini terdata kurang lebih sekitar Rp 800 juta, kalau pengakuan mungkin bisa Rp 1 miliar lebih. Tapi yang terdata sesuai fakta yang kita dapat ada Rp 800 juta," jelasnya.