Suara.com - Bayer Leverkusen tengah menulis ulang buku rekor dan sejarah, tetapi pantang puas dengan itu dan menegaskan raihan trofi akan jadi penutup dari musim luar biasa mereka.
Setelah melakoni comeback dramatis melawan AS Roma di semifinal Liga Europa, anak asuhan Xabi Alonso kini mengincar 'treble winner' yang belum pernah mereka dapatkan sebelumnya; juara Bundesliga, DFB-Pokal, dan Liga Europa.
Leverkusen sejauh ini telah mengamankan satu trofi yakni Bundesliga, dan berpeluang menambah dua lainnya menyusul keberhasilan melangkah ke final DFB-Pokal dan Liga Europa.
Baca juga:
Baca Juga: Leverkusen Samai Rekor 59 Tahun Milik Benfica, Xabi Alonso Ungkap Kuncinya
Kesalahan Fatal Wasit, Bukti Pelanggaran Witan Sulaeman di Luar Kotak Penalti
Hasil imbang 2-2 kontra AS Roma di leg kedua semifinal Liga Europa 2023-2024 membuat Leverkusen resmi tak terkalahkan dalam 49 pertandingan sejauh ini.
Hal itu memecahkan rekor tak terkalahkan yang sebelumnya dipegang klub Portugal, Benfica yang bertahan selama berdekade-dekade silam sejak melakukannya di periode 1963 hingga 1965.
Tertinggal 2-0 melawan Roma, Leverkusen menunjukkan karakter juara, bangkit mengejar ketertinggalan dengan lonjakan di menit akhir.
Sebuah defleksi beruntung dan gol penyama kedudukan dramatis sesaat sebelum peluit akhir membuat BayArena bergemuruh dan Leverkusen masuk ke dalam buku sejarah.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Jelang AS Roma vs Bayer Leverkusen di Semifinal Liga Europa
“Sebagai hasilnya, kami akan memainkan dua final dalam seminggu,” kata pelatih Xabi Alonso dikutip dari ESPN.
“Kami menunjukkan karakter hebat hari ini setelah gol kedua mereka. Saya menatap mata para pemain saya setelahnya dan melihat bahwa mereka menginginkan lebih."
“Kami masih mempunyai peluang untuk memenangkan tiga gelar. Dan anak-anak saya berhak mendapatkan ketiga gelar tersebut.”
Baca juga:
Pep Guardiola Punya Syarat untuk Bisa Latih Timnas Indonesia
Meskipun sedikit keberuntungan berperan dalam comeback melawan Roma, pemain pengganti Josip Stanisic memberikan momen yang tak akan segera ia lupakan.
"Pastinya salah satunya. Kami tahu apa yang dipertaruhkan, kami benar-benar ingin mencapai final dan saya pikir Anda bisa melihatnya selama 90 menit hari ini," kata pemain internasional Kroasia Stanisic.
“Saya pikir kami tidak akan peduli pada akhirnya jika kami kalah dan tetap lolos karena kami benar-benar ingin mencapai final, namun akan lebih menyenangkan jika seperti ini.”
Kapten Granit Xhaka dengan tepat menggambarkan suasana pasca pertandingan: "Benar-benar merinding!" Xhaka mengatakan kepada televisi Jerman RTL.
Anda memimpikan atmosfer seperti ini. Anda memimpikan pertandingan seperti ini. Sebagai seorang anak, Anda ingin berada dalam pertandingan ini dan kemudian ketika Anda menyamakan kedudukan sebelum akhir dan mencapai final, itu luar biasa."
Roma, yang menyimpan harapan untuk tampil di final Liga Europa secara berturut-turut, harus menelan pil pahit. Manajer Daniele De Rossi menyesali kehancuran di akhir pertandingan.
"Ketika Anda berhasil bangkit dari ketertinggalan 2-0 dan mendekati keajaiban, mengetahui tidak ada yang pernah mengalahkan mereka musim ini, rasanya menyakitkan melihat kami kebobolan gol seperti itu. Itu menyakitkan," kata manajer Roma Daniele De Rossi.