Suara.com - Banyak rumor berkembang soal PSSI membayar para pemain naturalisasi untuk bisa memperkuat Timnas Indonesia.
Rumor ini muncul setelah Maarten Paes resmi dinaturalisasi menjadi WNI padahal sang pemain tidak memiliki darah keturunan Indonesia langsung.
Sehingga muncul kabar bahwa PSSI memberi sejumlah uang kepada agen untuk membayar pemain sehingga mau dinaturalisasi.
Akan tetapi, rumor ini langsung dibantah oleh Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga. Ia menjelaskan lebih lanjut soal proses naturalisasi.
Baca Juga: Barisan Pendukung Sejati Kini Sudah dalam Fase Tak Peduli Hasil Akhir Laga Timnas Indonesia
Baca Juga: Singgung Soekarno, Bung Towel Ejek Pundit yang Usulkan Patung Shin Tae-yong di SUGBK
“Kami punya tim. Timnya memang bekerja untuk mencari pemain. Kenapa? Ketum PSSI yang sekarang ini namanya Erick Thohir, dia (pernah) punya Inter Milan, sudah biasa cari pemain untuk kebutuhan Inter Milan,” kata Arya di iNews TV dalam program acara Rakyat Bersuara.
“Yang kedua, timnya inilah yang mencari dan tidak ada satu pun uang transfer untuk pemain naturalisasi sekarang, jadi tidak ada ya.”
“Bahkan, keberangkatan mereka pun ke sini, tiketnya, bawa orangtua dan sebagainya, itu ada aturannya,” ujarnya.
Lebih lanjut menurut Arya faktor yang membikin para pemain keturunan ini mau dinaturalisasi adalah kesempatan bermain di Olimpiade dan Piala Dunia.
Baca Juga: Susah-susah Naturalisasi, 5 Pemain Ini Malah Belum Pernah Cicipi Timnas Indonesia
Untuk Olimpiade sendiri, Timnas Indonesia U-23 memang masih punya peluang. Mereka harus bisa mengalahkan Guinea di laga playoff untuk lolos ke Olimpiade 2024 di Paris.
Baca Juga: Arya Sinulingga soal Naturalisasi Timnas Indonesia: Belanda Minta Rempah, Indonesia Minta Pemain
Sementara untuk Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia punya peluang besar lolos ke ronde ketiga Zona AFC. Namun, perjalanan itu masih panjang dan sedikit yang meragukan Indonesia bisa langsung lolos ke Piala Dunia 2026.
“Kenapa mereka mau (dinaturalisasi)? Yang pertama, mereka lihat peluang Indonesia. Makin ke sini kita makin laku. Sekarang mau masuk Olimpiade, mereka kalo masuk ke Timnas Belanda, belum tentu bisa masuk, iya kan?,” jelas Arya Sinulingga.
“Kan persaingannya terlalu ketat, di Belanda itu tidak hanya 22 pemain jagoan, tapi pemain timnasnya 22. Bisa 100, 1.500, enggak jauh beda kesetaraannya.”
“Nah, mereka untuk bertarung ke timnasnya kan berat, ini ada peluang untuk bisa juga. Itu juga satu kesempatan bagi mereka ada peluang. Ini dari sisi karier ya,” tutup Arya.
Kontributor: Aditia Rizki