Suara.com - Mantan pelatih timnas putri Indonesia, Timo Scheunemann, menilai Surabaya memiliki banyak bibit pesepak bola putri berbakat. Hal itu disampaikan usai memantau Partai final MilkLife Soccer Challenge – Surabaya Series 1 2024.
Timo, yang bertugas sebagai kepala pelatih di ajang ini, optimis kecintaan terhadap sepakbola putri akan semakin meningkat di Surabaya yang berujung pada lahirnya para srikandi dari Kota Pahlawan yang kelak membela Indonesia di panggung dunia.
“Sejak hari pertama saya memantau dan saya mengakui bahwa di Surabaya memang banyak bibit-bibit pesepak bola putri potensial dan hal tersebut terbukti di turnamen ini," kata Timo Scheunemann.
Baca juga: Media Jepang Bongkar Alasan Cerezo Osaka Ogah Lepas Justin Hubner ke Timnas Indonesia U-23
Baca Juga: 38 Pemain Dipanggil Ikuti Seleksi Timnas Putri Indonesia U-17, Berikut Daftarnya
"Mereka mengaplikasikan teknik yang telah diajarkan oleh para guru, selama pertandingan berlangsung. Meski memang skill peserta belum sepenuhnya merata, yang terpenting tumbuhnya kecintaan akan olahraga ini di dalam diri para siswi."
"Dengan begitu, saya berharap agar kita bisa bersama-sama mewujudkan kejayaan sepak bola putri Tanah Air,” tambah pelatih berlisensi UEFA A tersebut.
Partai final MilkLife Soccer Challenge series Surabaya tahun ini berlangsung di Lapangan Marinir Bogowonto, Surabaya, Jawa Timur pada Minggu (5/5).
Pada babak pamungkas Kategori Usia (KU) 12, SDN Ketabang I sukses meraih gelar juara. Sementara di KU 10, SDN Ngagel Rejo I berhasil menyabet titel kampiun usai mengandaskan SDN Manukan Kulon II.
Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin mengapresiasi semangat dan daya juang 631 peserta dari 33 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) yang telah berpeluh keringat.
Baca Juga: Profil Helsya Maeisyaroh, Penggawa Timnas Putri yang Susul Zahra Muzdalifah Gabung Klub Liga Jepang
Ia berharap dengan kesuksesan di series pertama ini, gelaran di Surabaya Series 2 pada September mendatang, animo peserta lebih tinggi dan para siswi semakin menguasai teknik dasar sepak bola.
“Kami mengucapkan selamat kepada para juara dan untuk yang belum berhasil jangan berkecil hati. Sebab, masih ada kesempatan untuk berlatih lebih giat lagi agar lebih gemilang pada series 2 mendatang," kata Yoppy.
"Karena sejatinya, turnamen ini bukan hanya berbicara siapa pemenangnya, lebih dari itu juga agar tumbuhnya sikap sportivitas, serta terbentuknya kecerdasan sosial emosional para siswi,” tambahnya.
Pasalnya, lanjut Yoppy, olahraga beregu seperti sepak bola melatih kerjasama tim yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, kemampuan untuk berinteraksi, tanggung jawab, hingga jiwa kepemimpinan.
“Selain itu juga menumbuhkan sikap disiplin, toleransi, dan pantang menyerah yang dapat berguna untuk kehidupan sehari-hari mereka maupun secara akademis,” imbuhnya.
Setelah Kudus dan Surabaya, pada bulan Mei, MilkLife Soccer Challenge akan dihelat di dua kota lain yakni Jakarta dan Tangerang, lalu pada Juni di Kudus dan Bandung,
Sementara pada Juli, turnamen akan digelar di Yogyakarta & Solo, Agustus (Semarang), September (Surabaya & Kudus), Oktober (Bandung, Yogyakarta & Solo), November (Jakarta, Tangerang, & Semarang), Desember (Kudus).