Suara.com - Kiper naturalisasi Timnas Indonesia, Maarten Paes, menceritakan pengalaman uniknya saat pertama kali memulai karier di Liga Amerika Serikat bersama klubnya saat ini, FC Dallas.
Perjalanan karier Maarten Paes memang terhitung unik. Kiper kelahiran Belanda itu mengalami perubahan yang amat drastis. Dari awalnya hidup di kota Utrecht yang identik dengan kanal-kanalnya, lalu berpindah ke Texas yang lebih teras metropolitan.
Keputusan ini diambil Paes karena kehilangan posisi utama di bawah mistar gawang FC Utrecht. Dia digeser oleh Fabian de Keijzer. Dari situasi itu, dia memutuskan untuk angkat kaki. Klub kasta tertinggi Amerika Serikat, FC Dallas, jadi solusi atas masalah ini.
Baca Juga: Striker Uzbekistan Terciduk Hirup Amonia saat Lawan Timnas Indonesia U-23, Doping?
Baca Juga: Media Vietnam Heran dengan Rumor Laga Indonesia vs Uzbekistan Diulang: Benar-benar Manja
Pengalaman pertama Paes di Negeri Paman Sam sangat unik. Dia menceritakan momen kedatangannya di Amerika Serikat yang langsung menemui banyak hal unik di negara baru tersebut.
“Kami tiba dan diantar langsung ke hotel oleh sopir yang ditugasi oleh klub. Juan, manajer tim kami, sedang menunggu kami di sana. Dia memberi saya mobil pinjaman dan saya langsung berkendara ke klub untuk melihat akomodasi dan bertemu semua orang,” ujar Paes dikutip dari NOS.
Saat pertama tiba di kota itu, kiper berusia 25 tahun ini langsung menuju pusat perbelanjaan yang luasnya setara seperti bandara hanya untuk berbelanja furniture yang mengisi tempat tinggalnya nanti.
“Malam harinya, kami langsung berbelanja furniture untuk apartemen baru kami. Kami pergi ke Nebraska Furniture Mart, toko seukuran bandara milik Warren Buffet,” kata kiper berpostur 192 cm itu.
Baca Juga: Akumulasi Kartu, Satu Pemain Timnas Indonesia U-23 Resmi Dilarang Tampil Lawan Irak
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Pantang Main Kasar, Irak Rajanya Dapat Hadiah Penalti di Piala Asia U-23 2024
Bagi Paes, menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika tinggal di tempat yang baru merupakan hal yang penting. Itulah sebabnya, dia ingin langsung memenuhi kebutuhan apartemennya sesaat tiba di Dallas.
“Setelah beres, kami segera mengambil kunci apartemen. Kami sudah membereskannya di Belanda, karena kami ingin mengatur semuanya semaksimal mungkin,” kata calon kiper Timnas Indonesia itu.
“Untung saja, temanku Luna juga bisa ikut denganku ke Dallas. Karena dia sudah memiliki visa kerja melalui pekerjaannya. Dia kadang-kadang bepergian antara Eropa dan Amerika,” tambahnya.
Proses adaptasi kiper kelahiran 14 Mei 1998 ini terhitung lancar. Dia bisa langsung mendapatkan tempat utama sebagai kiper FC Dallas karena rekan satu posisinya saat itu mengalami cedera.
“Dalam beberapa hari ke depan, saya harus menjalani segala macam tes untuk mendapatkan izin medis sebelum saya dapat berpartisipasi dalam sesi latihan bersama tim. Salah satu rekan kiper saya cedera, jadi saya bisa langsung bekerja,” katanya.
“Intensitasnya cukup tinggi dan ini merupakan kerja keras sejak awal. Pada hari Sabtu, kami bermain melawan San Antonio, klub kasta kedua. Saya memainkan laga pertama saya dan kami menang 6-0,” lanjutnya.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie