Instruktur Wasit PSSI Justru Bela Shen Yinhao: Keputusannya Benar Semua!

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 30 April 2024 | 21:55 WIB
Instruktur Wasit PSSI Justru Bela Shen Yinhao: Keputusannya Benar Semua!
Wasit asal China, Shen Yinhao mengeluarkan kartu merah pada laga semifinal Piala Asia U-23 Timnas Indonesia U-23 vs Uzbekistan di Stadion Abdullah Bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin (29/4/2024) malam WIB. [KARIM JAAFAR / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Instruktur wasit PSSI, Fakhrizal Kahar, mengatakan tidak ada yang keliru dengan keputusan wasit Shen Yinhao dari China saat memimpin pertandingan semifinal Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia U-23 melawan Uzbekistan di Doha, Qatar, Senin (29/4/2024) malam WIB.

Ia membeberkan, secara keseluruhan keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit tersebut sudah tepat dan sesuai dengan aturan yang ada.

"Secara keseluruhan tidak ada keputusan yang keliru dari wasit Shen Yinhao. Intervensi wasit VAR juga sudah tepat," kata Fakhrizal seperti dimuat Antara, Selasa (30/4/2024).

Ia menguraikan tentang sejumlah keputusan yang dinilai kontroversial, seperti gol Muhammad Ferarri yang dianulir wasit pada menit ke-61.

Baca Juga: 'Tantrum' di Semifinal Piala Asia U-23, Shin Tae-yong Kecam Habis-habisan Wasit Shen Yinhao dari China

Dalam kasus itu, penyerang Timnas Indonesia U-23, Ramadhan Sananta memang sudah berada dalam posisi offside sebelum gol dicetak Ferarri.

Menurut Fakhrizal, Sananta sudah melakukan interfering of opponent atau mencoba campur tangan terhadap gerakan lawan.

Saat dilihat di video assistant referee (VAR), lanjut dia, kaki Sananta memang sudah offside.

Oleh karena itu, keputusan tersebut dinilai sudah sesuai protokol VAR.

"Mau gol atau tidak itu harus dicek. Penalti atau tidak harus dicek dan dipanggil wasit VAR ke layar. Jadi sebelum gol Sananta memang sudah offside," ujar wasit senior tersebut.

Baca Juga: Dapat Kartu Merah, Rizky Ridho Terciduk Ucapkan Umpatan Ini ke Wasit Shen Yinhao

Kemudian, untuk kasus kartu merah Rizky Ridho. Sang kapten Timnas Indonesia memang clear untuk melakukan tendangan, tetapi setelah itu kakinya dianggap membahayakan lawan atau serious foul play.

Usai menendang bola, Ridho dianggap tidak berusaha untuk menghindar atau menekuk kaki, guna menghindari lawan sehingga dinilai berbahaya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, jika sang bek tampak ada gelagat mencoba menghindar atau menarik kakinya saja, maka mungkin wasit akan mempertimbangkan untuk hanya memberi kartu kuning.

Wasit senior itu berasumsi, Ridho hanya ingin melindungi diri, tetapi dengan cara yang salah sehingga dianggap membahayakan lawan atau serious foul play.

Fakhrizal menambahkan, case selanjutnya yaitu terkait insiden pelanggaran terhadap Witan Sulaeman pada menit ke-27 di dekat garis kotak penalti Uzbekistan.

Awalnya wasit memang memutuskan pelanggaran terhadap Witan dan Timnas Indonesia U-23 mendapatkan kesempatan tendangan bebas di dekat garis kotak penalti Uzbekistan.

Borok wasit Shen Yinhao dibongkar fans fanatik klub China. [X]
Wasit asal China, Shen Yinhao. [X]

Namun, sesaat sebelum dieksekusi oleh Marselino Ferdinan atau Nathan Tjoe-A-on yang sudah bersiap, wasit dipanggil oleh wasit VAR untuk melihat layar monitor.

Saat kembali ke lapangan, wasit Shen Yinhao justru menganulir keputusannya dan mengatakan bahwa tidak ada pelanggaran akibat tekel dari pemain Uzbekistan.

Pemain Uzbekistan, kata Fakhrizal, dianggap tidak melakukan foul karena kakinya dinilai dahulu menjangkau bola sebelum akhirnya menjegal Witan.

"Ketika VAR dicek kejadian justru di dalam kotak penalti, tetapi pemain bertahan Uzbekistan dinilai clear memainkan bola atau game play the ball, jadi tidak ada pelanggaran," jelasnya.

Dalam laga semifinal Piala Asia U-23 2024 yang digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, skuad Garuda Muda telah berjuang keras untuk bisa menembus final saat bersua Uzbekistan.

Tetapi, Timnas Indonesia U-23 akhirnya harus menelan pil pahit karena kalah dengan skor 0-2.

Kuatnya barisan pertahanan yang dikendalikan kapten Rizky Ridho, membuat babak pertama berakhir dengan skor kacamata alias 0-0.

Bahkan, Indonesia sempat mencetak gol di menit ke-61, melalui Muhammad Ferarri, tetapi dianulir wasit setelah melihat tayangan VAR, karena ada pemain Indonesia yang offside.

Setelah gol dianulir, Timnas Indonesia U-23 justru harus kebobolan selang tujuh menit setelahnya, yaitu menit ke-68 lewat tendangan Khusain Norchaev.

Petaka berlanjut, kali ini Ridho harus diusir dari lapangan karena terkena kartu merah pada menit ke-84.

Satu menit setelahnya, Indonesia kembali menelan pil pahit karena skor kekalahan bertambah jadi 0-2, karena gol bunuh diri Pratama Arhan.

Dalam pertandingan itu, kepemimpinan wasit Shen Yinhao dan wasit VAR dari Thailand, Sivakorn Pu-udom menuai pro dan kontra dari banyak pihak.

Sejumlah keputusan dinilai sebagian pihak sangat merugikan Indonesia, khususnya saat memberikan kartu merah kepada Ridho.

Meski gagal ke final, Timnas Indonesia U-23 masih memiliki kans untuk jadi juara ketiga Piala Asia U-23 2024 dengan bertanding melawan Irak pada 2 Mei nanti di Stadion Abdullah bin Khalifa.

Jika Indonesia menang, maka tiket otomatis ke Olimpiade Paris 2024 pada 26 Juli - 11 Agustus nanti sudah dalam genggaman.

Namun, bila tetap kalah kesempatan terakhir juga masih ada.

Skuad Garuda Muda akan melakoni jalur play-off antar konfederasi melawan wakil dari benua Afrika, yaitu Guinea U-23 yang dijadwalkan pada 9 Mei mendatang.

Pemenang playoff itu akan meraih tiket untuk berada di panggung pesta olahraga atau multievent terbesar di dunia. Tetapi jika kalah, maka harapan Indonesia untuk tampil sudah tertutup rapat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI