Suara.com - Timnas Indonesia U-23 malam nanti, Senin (29/4) akan menghadapi Uzbekistan pada babak semifinal Piala Asia U-23 2024 yang berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium. Jelang laga nanti malam, sebanyak 23 pengusaha berikan suntikan motivasi untuk Marselino Ferdinan dkk.
Sebanyak 23 pengusaha sepakat untuk mengguyurkan uang sebesar Rp23 miliar untuk Timnas Indonesia U-23. Sumbangan bernilai fantastis yang diberikan pengusaha itu terjadi mendadak di sela-sela acara silaturahmi Kadin Komite Indonesia-Tiongkok (KIKT) di The Langham Hotel, Jakarta, Minggu (28/4/2024).
Sumbangan dari para pengusaha ini diinisiasi Maruarar Sirait yang hadir di forum tersebut. Kepada para pengusaha yang hadir, Ara menekankan pentingnya semangat gotong royong untuk mendukung Timnas Indonesia U-23 di AFC Cup U-23.
Baca juga:
Baca Juga: Kegagalan Vietnam dalam Piala Asia U-23 2024 Akibat Kebiasaan Buruk di Liga
Ara langsung meminta kerelaan para pengusaha yang hadir di forum KIKT itu untuk menyumbang kepada Timnas Indonesia U-23.
Permintaan Ara ini disetujui semua pengusaha yang hadir. Mereka bersedia menyumbang Rp1 miliar per satu orang. Total ada 23 pengusaha yang ikut menyumbang sehingga dana yang terkumpul sebesar Rp23 miliar.
Uang Rp23 miliar ini tentu saja sangat berarti, bagi sepak bola Indonesia uang sebesar itu kira-kira bisa buat saja?
23 lapangan desa bertaraf nasional
Lapangan jadi hal utama untuk pengembangan sepak bola Indonesia. Uang Rp23 miliar yang digelontorkan ternyata bisa membanguna 23 lapangan desa dengan taraf nasional.
Baca Juga: Jadi Lawan Indonesia, Shin Tae-yong Antisipasi Kekuatan Uzbekistan Ini
Lapangan berstandar nasional dengan nilai pembangunan Rp1,4 miliar pernah dibangun di Dusun Babakan Sukarame, Cantiga, Cisa-yong Kaler dan Cisayong Kidul, Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Baca juga:
Lapangan itu dibangun pada 2018 di atas lahan milik pemerintah desa. Proyek pembangunan lapangan itu dimulai sejak 2017. Menurut Reno Sundara sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Cisayong, lapangan bernama Lodaya Sakti itu merupakana lapangan kelas nasional U-16.
Lapangan tersebut dibangun di atas lahan lahan 93 x 54 meter dan ditanami rumput jenis zoysia matrella atau dikenal dengan rumput manila.
Biayai Akomodasi Tim Nasional
Selain bisa untuk membangun lapangan sepak bola desa dengan taraf nasional, uang Rp23 miliar itu nilainya juga bisa digunakan untuk biaya akomodasi tim nasional.
Untuk informasi, federasi sepak bola dunia, FIFA pada 2023 mengguyur PSSI dengan dana bernilai fantastis. FIFA kala itu memiliki program FIFA Forward 3.0. Program ini dibagi 3 paket dana bantuan.
Paket bantuan pertama sebesar 5 juta dollar AS atau Rp77 miliar untuk operasional yang berhubungan dengan sepak bola. Lalu 3 juta dollar AS atau setara Rp46 miliar untuk menjalankan proyek spesifik yang direncanakan dengan baik dengan tujuan pengembangan sepak bola jangka panjang.
Dan terakhir 21 juta dollar AS atau setara Rp18,5 miliar untuk menutupi biaya perjalanan dan akomodasi tim nasional serta pembelian perlengkapan sepak bola bagi federasi yang sangat membutuhkan.
Pengembangan pemain muda
Kekuatan sepak bola ialah pemain muda. Pengembangan pemain muda jadi faktor penting untuk sebuah tim bisa menorehkan prestasi.
Di Indonesia, setiap klub diwajibkan untuk melakukan pengembangan pemain muda. Program pengembangan pemain muda menjadi syarat untuk klub di Liga 1 untuk mendapatkan dana subsidi.
Pada 2018 lalu misalnya, klub yang memiliki program pengembangan pemain muda akan mendapatkan suntikan subsidi sebesar Rp2,5 miliar, dari total Rp7,5 miliar.
Pihak PSSI sendiri pada 2023 mendapat dana bantuan dari FIFA sebesar 5,6 juta dollar AS atau setara Rp86,5 miliar untuk pengembangan sepak bola nasional, termasuk di dalamnya membantu pembangunan tempat pelatihan (training camp).