Suara.com - Performa impresif yang belakangan ini dipertontonkan Timnas Indonesia U-23 menuai banyak pujian dari berbagai kalangan. Media asing bahkan menyebut bahwa ‘Raksasa Asia” itu akhirnya bangkit dari tidur panjangnya.
Media asing The Asian Game secara runtut menggambarkan betapa premis itu bukanlah hal yang berlebihan. Mereka merinci perjalanan dunia sepak bola Indonesia hingga akhirnya menuju titik di mana Timnas Indonesia U-23 tampil cemerlang di Piala Asia U-23 2024.
“Apakah kita sedang menyaksikan kebangkitan raksasa Asia yang tertidur?” bunyi judul ulasan dalam pemberitaan The Asian Game, dikutip pada Kamis (25/4/2024).
“Premis artikel ini ditulis secara berkala selama beberapa dekade terakhir. Selama itulah Indonesia disebut-sebut sebagai raksasa sepak bola Asia yang sedang tertidur,” bunyi pembuka dalam artikel tersebut.
Baca Juga: Dari Bandung Sampai Bali, Ini Daftar Lengkap Lokasi Nobar Timnas Indonesia U-23 vs Korsel
Artikel yang ditulis oleh Paul Williams ini menguraikan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Negara kepulauan yang dihuni lebih dari 270 orang penduduk ini punya modal yang besar untuk menjadi negara yang hebat.
“Hanya sedikit negara di Asia yang memiliki minat yang sama terhadap olahraga ini seperti Indonesia, sesuatu yang terkadang menjadi penyebab kejatuhan negara ini, dengan jumlah kematian fans yang sangat tinggi selama beberapa dekade terakhir,” tulisnya.
Sang penulis menjelaskan, sebetulnya premis semacam ini terdengar klise karena sering disampaikan. Namun, apabila Indonesia bisa melakukannya dengan benar, Asia bakal memiliki negara adidaya baru di dunia sepak bola.
Hal ini tak terlepas dari faktor perkembangan ekonomi yang berkembang pesat. Pertumbuhan populasi generasi muda dan kecintaannya terhadap sepak bola. Semua resep yang dibutuhkan untuk sukses sebetulnya sudah tersedia.
“Apabila mereka benar-benar bisa bertindak bersama, maka tidak ada orang lain di Asia Tenggara yang bisa menandingi mereka,” kata Michael Church di The Asian Game Podcast pada medio bulan lalu.
Baca Juga: Kembali Bermain di Stadion Bertuah, Pertanda Semesta Mendukung Timnas Indonesia U-23?
“Maksud saya, mereka bahkan tidak dekat. Karena mereka memiliki semangat yang sangat dalam, kedalaman bakat, dan ini hanya terjadi di dalam negeri saja. Apalagi menjangkau komunitas luar negeri,” lanjutnya.
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) AFC, Peter Velappan, pada medio 1998 lalu, sempat menyebut bahwa bakat para pesepak bola di Indonesia sebetulnya lebih baik dibandingkan Jepang dan Korea Selatan.
Namun, apa yang disampaikan pada 26 tahun yang lalu itu nyatanya masih sama sampai saat ini. Indonesia disebut terhambat oleh salah urus dan korupsi yang sistemik, sementara kekerasan di luar lapangan terus merusak reputasinya.
Hal ini berkaca pada meletusnya Tragedi Kanjuruhan pada Oktober 2022 yang menewaskan 130 lebih korban jiwa dan memakan banyak korban luka-luka. Tragedi ini muncul sebagai puncak bobroknya tata kelola sepak bola di Indonesia.
“Indonesia benar-benar Brazil-nya Asia. Mereka bermain dengan kecerdasan dan bakat yang unik di belahan dunia ini. Talenta Indonesia lebih baik dibandingkan Korea atau Jepang. Namun, mereka tidak punya organisasi dan kemauan untuk memberantas korupsi,” ujar Peter velappan.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie