Suara.com - Fenomena pemain Indonesia berkarier di luar negeri atau abroad tidak hanya terjadi belakangan ini. Sejak beberapa tahun terakhir, para pesepak bola Tanah Air, terutama yang berstatus wonderkid, telah mencari peruntungan di negara yang sepak bolanya dianggap lebih maju.
Saat ini, ada Marselino Ferdinand (KMSK Deinze, Belgia), Asnawi Mangkualam (Port FC), Pratama Arhan (Suwon FC) hingga Yanto Basna (PRachuap FC) yang tengah berkarier di luar negeri.
Namun sebelum mereka, tepatnya pada periode 2008-2012, PSSI mengirim pesepakbola berbakat untuk berlatih di Uruguay dengan program Sociedad Anonima Deportivo (SAD).
Baca juga: Passing Bikin Susah Rekannya, Hokky Caraka Kena Omel Nathan Tjoe-A-On
Baca Juga: PSSI Ngotot Panggil Kembali Nathan Tjoe ke Timnas Indonesia U-23, Sampai Pakai Jalur 'Tak Normal'
Meski demikian, beberapa jebolan SAD yang akhirnya berkarier di luar negeri justri mengalami kemunduran karier. Siapa saja?
1. Alan Martha
Alan Martha adalah rekan setim Syamsir Alam di Timnas Indonesia U-19 dan juga bermain bersama di tim SAD Uruguay. Namun, setelah pulang ke Indonesia, karier sepakbolanya meredup.
Setelah membela beberapa klub seperti Sriwijaya FC, Kalteng Putra, Celebest FC, dan Persikad Depok, Alan Martha memutuskan pensiun dini pada usia 25 tahun pada 2018.
2. Syamsir Alam
Baca Juga: Timnas Indonesia Trengginas di Piala Asia U-23, Pelatih Persib Acungkan Jempol
Syamsir Alam, yang pernah dijuluki sebagai wonderkid sepakbola Indonesia, merupakan penyerang utama Timnas Indonesia U-19 di Kualifikasi Piala Asia U-19 2010.
Setelah itu, ia bergabung dengan tim SAD di Uruguay sebelum pindah ke Penarol U-19 dan kemudian ke CS Vise di Liga 2 Belgia.
Meski hanya bermain 10 kali bersama CS Vise, ia kemudian bergabung dengan DC United di Amerika Serikat, di mana tidak ada penampilan yang tercatat.
Setelah beberapa tahun berkarier di klub Indonesia seperti Sriwijaya FC, Pelita Jaya, dan Persiba Balikpapan, ia memilih untuk beristirahat dari karier sepakbolanya pada usia 25 tahun.
Setelah kembali sebentar dengan RANS Nusantara selama dua tahun, ia kembali memilih untuk pensiun.
3. Zainal Haq
Zainal Haq, gelandang kunci Timnas Indonesia U-19 pada zaman Syamsir Alam, bermain selama tiga tahun di CS Vise (2011-2014) setelah satu tahun di Penarol U-19 (2010-2011).
Meskipun pernah bermain untuk beberapa klub Liga 1 seperti Persela Lamongan dan Kalteng Putra, Zainal Haq kini tanpa klub pada usia 32 tahun.
Kontributor : Imadudin Robani Adam