Suara.com - Gelandang klub Liga 2 PSBS Biak, Muhammad Tahir mengkritik gelombang kedatangan pemain keturunan lewat jalur naturalisasi ke Timnas Indonesia. Dia prihatin wajah skuad Garuda yang kian Eropa.
Hal itu disampaikan M. Thair dalam Podcast bersama pengamat sepak Bola Akmal Marhali. Dia menekankan bahwa kualitas pemain lokal sejatinya tak kalah dari pemain keturunan.
"Sekarang terlalu banyak [pemain] naturalisasi. Bukan tidak sehat, tapi kasihan kita adakan kompetisi dalam negara gunanya untuk apa?" kata Tahir dikutip Suara.com pada Selasa (2/4/2024).
Baca juga: Update Naturalisasi Maarten Paes, PSSI Harus Berurusan dengan Pengadilan
Menurut Tahir, kualitas permainan penggawa lokal sejatinya tidak jauh berbeda dengan pemain naturalisasi. Dia pun menantang PSSI untuk mengadakan uji coba antara pemain lokal vs naturalisasi.
"Mereka bermain di luar negeri, kita di dalam negeri. Kalah di situ saja. Kalau kualitas, kita 11-12 sama mereka. Tidak kalah jauh," tegas Tahir.
"Coba saja PSSI buat, uji coba antara pemain lokal vs naturalisasi. saya yakin [kami] menang karena demi [Garuda] di dada. Lambang di dada," tambahnya.
![Pemain baru Madura United, Muhammad Tahir. [ANTARA/HO-MO Madura United]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/06/12/96192-muhammad-tahir-madura-united.jpg)
Di era kepelatihan Shin Tae-yong, Timnas Indonesia memang cukup sering menaturalisasi pemain keturunan. Bahkan, jumlahnya bisa membentuk satu tim tersendiri kecuali pos kiper yang sejauh ini masih dipercayakan ke pemain lokal.
Sebut saja nama-nama seperti Sandy Walsh, Jay Idzes, Justin Hubner, Jordi Amat hingga yang terbaru Nathan Tjoe-A-On, Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Bisa Berangkat Lebih Awal ke Dubai, STY Apresiasi Bantuan Erick Thohir
Terlepas dari kritik yang datang perihal kebijakan naturalisasi yang dilakukan PSSI, Timnas Indonesia terbukti mengalami peningkatan dengan kehadiran mereka.