2 Fakta Koreo La Grande Indonesia yang Jadi Sorotan usai Dianggap 'Kibarkan' Bendera Belanda

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 22 Maret 2024 | 17:50 WIB
2 Fakta Koreo La Grande Indonesia yang Jadi Sorotan usai Dianggap 'Kibarkan' Bendera Belanda
Koreografi suporter Timnas Indonesia yang menampilkan gambar mirip bendera Belanda dalam laga kontra Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024) malam WIB. [Suara.com/Arief Apriadi]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok suporter timnas Indonesia yang bernama La Grande Indonesia, menciptakan koreografi yang mencolok di tribun utara Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024) malam WIB.

Dalam pertandingan Timnas Indonesia vs Vietnam dalam matchday ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia itu, La Grande Indonesia menunjukkan koreo yang pada awalnya berbentuk seperti bendera Belanda raksasa.

Namun, setelah ramai diperbincangkan di media sosial, pihak La Grande Indonesia buka suara untuk mengklarifikasi hal tersebut.

Baca juga: Full Senyum! Thom Haye Kasih Bocoran Peluang Debut saat Timnas Indonesia Tandang ke Markas Vietnam

Baca Juga: Momen Jay Idzes Gendong Witan Sulaeman usai Timnas Indonesia Kalahkan Vietnam

Suara.com telah menghimpun dua fakta menarik tentang koreografi La Grande Indonesia di laga Timnas Indonesia vs Vietnam. Berikut ulasannya!

1. Dikira Menaikan Koreaografi Bendera Belanda

Para suporter mendukung Timnas Indonesia pada pertandingan melawan Vietnam dalam matchday ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Para suporter mendukung Timnas Indonesia pada pertandingan melawan Vietnam dalam matchday ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Ketika lagu Indonesia Raya berkumandang, kelompok suporter La Grande Indonesia menaikkan koreografi bertuliskan "Berkibar Tinggi" di tribun utara. Mereka mengibarkan tiga warna bendera merah, putih, dan biru.

Situasi ini menimbulkan kebingungan di antara penonton, beberapa mengira bahwa suporter sedang mengibarkan bendera Belanda.

Respons negatif pun muncul di media sosial, dengan beberapa akun Twitter menyayangkan pilihan pengibaran bendera Belanda oleh suporter timnas Indonesia saat pertandingan.

Baca Juga: Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia U-20 vs China U-20 di Laga Uji Coba Malam Ini

2. Keterbatasan Warna Biru Jadi Alasannya

Pemain Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri saat menjebol gawang Vietnam yang dijaga oleh Filip Nguyen pada matchday ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pemain Timnas Indonesia Egy Maulana Vikri saat menjebol gawang Vietnam yang dijaga oleh Filip Nguyen pada matchday ketiga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (21/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Pada Jumat (22/5/2024), La Grande Indonesia mengeluarkan pernyataan resmi.

Mereka berencana untuk menyajikan koreografi yang menggambarkan bendera Indonesia berkibar tinggi di langit.

Namun, karena keterbatasan ketersediaan kertas biru yang tidak cukup menyerupai langit, serta minimnya penonton yang hadir pada saat itu, desain yang menggambarkan bendera berkibar tinggi tersebut kurang dapat terlihat dengan jelas.

"Koreo yang kami lakukan semalam bercerita tentang bendera merah-putih yang berkibar tinggi di atas langit biru, melambangkan ambisi tertinggi dalam 'Piala Dunia'," ungkapnya.

"Kami ingin para pemain tetap semangat mengibarkan bendera merah putih di setiap pertandingan yang mereka jalani, bermain dengan semangat dan keteguhan hati."

"Jika ada yang menafsirkan koreo semalam sebagai bendera negara lain, mungkin mereka telah terperangkap dalam paradigma tertentu. Itu sangat disayangkan, namun kami menerima permohonan maaf dari mereka."

"Perlu diakui, keterbatasan ketersediaan warna kertas dan kurangnya kehadiran penonton di tribun, serta beberapa faktor lainnya, membuat koreo semalam tidak mencapai hasil yang optimal," tambahnya.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI