Suara.com - Pengamat sepak bola Tommy Welly alias Bung Towel menyebut Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong atau STY malas memantau pemain-pemain yang ada di Liga 1. Sebab, ia merasa sudah di backup penuh oleh PSSI dengan menyiapkan pemain naturalisasi atau keturunan.
Bung Towel menyebut pelatih asal Korea Selatan tersebut jumawa. Maklum, STY didukung penuh pecinta sepak bola Tanah Air.
"Ia seolah merasa paling dibutuhkan. Mungkin karena dia paham netizen ada dibelakangnya. Bagaimana tidak? Usai Piala Asia 2023 Januari lalu, STY mengkritisi Liga Indonesia. Minta Liganya diperbaiki," kata Bung Towel dalam keterangannya.
Baca Juga: Link Live Streaming PSIS Semarang vs Persis Solo di Derbi Jateng Liga 1, Segera Berlangsung
Saat Liga 1 kembali bergulir awal Februari kemarin, STY malah memilih pulang kampung untuk berlibur. Tidak pernah sang juru formasi hadir dalam pertandingan Liga 1.
Justru, pelatih 53 tahun itu 'kerja sampingannya' sebagai Ketua Komite Penasihat Seongnam FC. Tugas pertama STY untuk mantan klubnya itu adalah mempromosikan kartu keanggotaan Seongnam.
"Bisa dibilang, STY terlalu malas untuk nongkrongin pertandingan Liga 1 langsung ke stadion-stadion," kata Bung Towel.
BACA JUGA: 3 Pemain yang Diprediksi Bakal Cemerlang di Timnas Indonesia U-20 Kontra China
"Jadi jangan heran, jika tidak ada nama baru dari skuad timnas yang dipanggil STY menghadapi lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026, ‘back to back’ lawan Vietnam, di GBK Senayan Jakarta (21/3/2024) dan Stadion My Dinh Hanoi (26/3/2024). Istilahnya, yang itu-itu lagi saja. Pemain yang selama ini disukai dan favorit STY," ia menambahkan.
Baca Juga: Bali United Ogah Anggap Remeh RANS di Stadion Sultan Agung
Lebih lanjut, Bung Towel menyebut STY tak malu menjilat ludahnya sendiri dengan memanggil Nadeo Argawinata. Padahal STY sempat memarkir kiper asal Borneo FC itu karena dianggap kalah tenang dibandingkan Syahrul Trisna.
"Karena masih dikampung halamannya dan malas memantau Liga 1, STY pun sepertinya tutup mata dengan blunder amatir penjaga gawang Adi Satryo (PSIS) ketika kebobolan gol kedua Persib di pekan ke-26 pada 27 Februari lalu."
"Gol ketiga Persib ke gawang PSIS, juga ada andil “assist” dari bek Wahyu Prasetyo. Ironisnya, kedua pemain tersebut Adi Satryo dan Wahyu Prasetyo tetap dipanggil STY masuk skuad timnas. Pokoknya terserah STY. Nggak ada urusan dengan performa di Liga 1," ungkapnya
Bung Towel menegaskan senjata dan jurus STY cuma pemain naturalisasi. Untungnya PSSI backup penuh permintaan sang juru racik.
"Bayangkan, Senin 11 Maret itu tanggal merah, hari libur nasional yaitu Hari Suci Nyepi. Tapi demi timnas dan permintaan STY, sumpah terhadap Nathan Tjoe A-On bisa dilaksanakan. Sebuah extra effort dan lobi yang sangat powerful," tukas Bung Towel.
"Sayangnya, STY seolah tak paham suport ekstra PSSI ini. Dengan mengatakan tak bisa menjamin 100 persen kita bisa memenangkan dua pertandingan tersebut."
"Ini jelas seperti dua frekuensi yang tidak seirama. Kalau cuma ngomong tidak bisa menjamin 100 persen menang dari Vietnam, siapapun pelatihnya pasti bisa. Tapi ini kan STY yang katanya kelas dunia dan sudah dibekali PSSI dengan gerbong ‘naturalisasi bedol Belanda’- nya.
Apalagi dengan entengnya pula, STY menyebut jarak perjalanan pemain naturalisasi dari Eropa ke Jakarta sebagai alasan ketidakyakinannya. Ini kan aneh."
"STY meminta naturalisasi, lalu sudah diupayakan sedemikian rupa oleh PSSI dan politisi di DPR RI, tapi juga menjadikan penerbangan pemain naturalisasi Eropa – Jakarta sebagai alasan," pungkasnya.