Suara.com - Bek belia Barcelona, Pau Cubarsi menuai banyak pujian atas penampilan solidnya saat membantu tim Katalan mengalahkan Napoli 3-1 (agregat 4-2) pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Rabu (13/3/2024) dini hari WIB.
Pau Cubarsí yang baru berumur 17 tahun, 1 bulan dan 20 hari tidak hanya mencetak rekor sebagai bek termuda Barcelona yang bermain di Liga Champions, namun langsung mendapatkan gelar man of the match karena berperan signifikan dalam membantu Barca lolos ke babak delapan besar, untuk pertama kalinya sejak 2020 silam.
"Pau Cubarsi adalah bakat besar untuk Barcelona dan sepak bola Spanyol. Dia terus-menerus meminta kami membuatkan video untuk dipelajari guna membantunya berkembang. Dia mempunyai pola pikir yang sangat terorganisir dan pikiran yang jelas," kata pelatih Barca, Xavi Hernandez di laman resmi UEFA, Rabu.
"Dia rendah hati, pekerja keras, dan menurut saya dia luar biasa, bek sensasional yang punya potensi segudang," puji legenda Barcelona itu setinggi langit.
Baca Juga: Tua-tua Keladi, Pepe Masuk Buku Sejarah Liga Champions di Usia 41 Tahun
Cubarsi menjadi bintang lapangan karena mampu membuat striker Napoli, Victor Osimhen tidak berkutik. Penampilan bek muda Spanyol itu bahkan membuat rekan satu timnya terkejut.
"Dia tidak berhenti mengejutkan kami, di babak 16 besar dan bermain seperti ini, dia adalah pemain yang bisa berada di sini seumur hidupnya," kata pemain serba bisa Barcelona, Sergi Roberto dilansir AFP.
"Dia luar biasa, dia adalah pemain terbaik dalam permainan ini,” tambahnya.
Mantan gelandang Manchester United, Owen Hargreaves juga menyanjung Cubarsi dengan menyebutnya sebagai calon penerus bek legendaris Barcelona Carles Puyol dan Gerard Pique.
"Bagi bek tengah Spanyol yang memiliki fisik seperti ini, melawan seseorang seperti Victor Osimhen adalah hal yang jarang terjadi," kata dia.
"Dia berusia 17 tahun dan ini adalah start pertamanya. Dia bermain sangat bagus. Dia adalah bintang untuk sekarang, dan bintang untuk masa depan," kata Hargreaves.
Di sisi lain, Cubarsi bersikap rendah hati dengan mengatakan bahwa bukan dia yang pantas menerima gelar pemain terbaik, melainkan seluruh tim.
"Tim ini yang pantas mendapatkan trofi pemain terbaik dalam pertandingan ini. Saya sangat senang, tapi kami adalah satu tim," kata Cubarsi.