"Itu mengecewakan. Generasi berbeda, Gen Z. Itu disayangkan dan menunjukkan kurangnya ambisi dari pesepakbola yang main di klub besar," ketusnya tanpa tedeng aling-aling.
Bahkan, beberapa pemain Manchester United tidak mau melakukan sesi wawancara jelang pertandingan, serta kesulitan menghadapi kritik dari para pandit sepak bola.
"Banyak pemain yang mengatakan tidak untuk melakukan wawancara sebelum pertandingan, (wawancara) tiga pertanyaan," imbuh Solskjaer.
"Mereka seperti takut salah bicara, atau tak siap menghadapi pertanyaan atau mungkin kritikan media."
"Kecuali beberapa pemain yang selalu siap untuk maju menghadapi media. Ada Bruno (Fernandes), dia selalu melakukannya. Harry (Maguire) selalu melakukannya, Victor (Lindelof) melakukannya, David (De Gea) melakukannya, Luke Shaw melakukannya."
"Yang lain khawatir dengan pertanyaan itu, jadi memilih untuk tidak melakukannya. Anda mungkin takut dengan reaksi keseluruhannya, tetapi Anda juga memahami kesehatan mental beberapa pemain."
Kritik dari pandit dan media juga diyakini Solskjaer memengaruhi beberapa pemainnya saat itu. Apabila mereka tak mengetahuinya langsung, orang-orang di sekitarnya yang memberitahu.
“Pastinya 100 persen. Anda mengkritik taktik pemain atau tim, tapi kalau lebih dari itu karena banyak sekali yang menonton dan mendengarkan serta membuka media sosial (itu memang berdampak)," ungkap Solskjaer.
"Jika mereka (para pemain Manchester United) tidak membacanya, teman, agen, manajer yang akan membacanya. Jika menyangkut masalah pribadi, tentang karakter, mereka mendengarkan dan memikirkannya lebih dari yang Anda pikirkan," pungkasnya.