Suara.com - Malut United dalam misi promosi ke Liga 1 musim depan setelah menahan imbang Persiraja Banda Aceh di play-off Liga 2 2023 leg pertama, Selasa (5/3/2024).
Bermodal satu poin, Malut United akan senang hati menyambut Persiraja Banda Aceh pada leg kedua yang digelar pada Sabtu (9/3/2024).
Duel sengit antara Malut United melawan Persiraja Banda Aceh bakal digelar di Stadion Madya, Senayan, Jakarta.
Kemenangan di laga ini akan memastikan satu tim mengamankan satu tiket promosi ke Liga 1 2024 bersama Semen Padang dan PSBS Biak.
Baca Juga: Saking Emosinya, Andik Vermansah Cengkeram Baju Wasit pada Laga Persiraja vs Malut United
Seiring perjalanan itu, baru-baru ini ada legenda sepak bola Belanda keturunan Indonesia yang tengah mencuri perhatian.
Namanya tengah mencuat sejalan dengan prestasi klub yang berasal dari tanah kelahiran kedua orang tua legenda Belanda itu, dialah Simon Tahamata.
Baru-baru ini fan Ajax Amsterdam memberikan penghormatan kepada Simon Tahamata yang melepas jabatannya sebagai pelatih akademi klub tersebut.
Muncul pertanyaan menarik apakah Malut United akan merekrut Simon Tahamata jika klub tersebut memastikan satu tiket promosi ke Liga 1 musim depan.
Alasan garis keturunan, di mana Simon Tahamata memiliki keturunan asli Maluku, tepatnya Ambon dari kedua orang tuanya.
Baca Juga: Profil Cahya Sugandi, Wasit 'Kontroversial' yang Pimpin Laga Persiraja vs Malut United
Meski begitu rencana merekrut Simon Tahamata seperti khayalan belaka, karena setelah pamit dari Ajax ia sudah menetapkan tujuannya.
Yakni menjado pelatih di Akademi Sepak Bola Deutsche, Jerman bukan melanjutkan karier di Indonesia, tanah leluhurnya.
Sosok Simon Tahamata
Simon Tahamata merupakan sosok yang sangat berjasa untuk Ajax Amsterdam dalam mengorbitkan deretan pemain muda potensial ke skuad utama dari akademi.
Legenda Ajax Amsterdam ini merupakan pesepak bola berdarah Indonesia yang lahir dari kedua orang tua yang berasal dari Maluku, Ambon.
Meski begitu Simon Tahamata lahir di Belanda pada 26 Mei 1956 setela kedua orang tuanya memilih pergi dari Indonesia dan menetap di sana.
Singkat cerita, Simon memiliki karier cemerlang dalam dunia sepak bola baik sebagai pemain maupun pelatih di Belanda.
Medio 1979 hingga 1996 jadi periode keemasannya bersama Timnas Belnada, hingga pada 2009 ia menjadi pelatih Ajax Amsteram kelompok umur.
Kemudian pada 2015, Tahamata mendirikan akademi bernama Simon Tahamata Soccer Academy sambil berkontribusi di akademi Ajax.
Cerita menarik soal Indonesia pernah muncul saat ia mengunjungi tanah leluhurnya, Ambon pada 2010 lalu dengan misi pembinaan sepak bola di kota tersebut.
Bukan tak mungkin jika suatu saat Simon menjadi orang penting dalam bertumbuhnya sepak bola di Maluku, termasuk saat ini yang coba sedang dilakukan Malut United.