Profil Simon Tahamata, Legenda Timnas Belanda Berdarah Indonesia yang Dapat Perpisahan Haru dari Fans Ajax

Simon Tahamata merupakan legenda Timnas Belanda berdarah Indonesia yang memutuskan hengkang setelah 10 tahun menjadi pelatih akademi Ajax Amsterdam.
Baca juga: Momen Eks Pemain Timnas Indonesia U-20 Buang Peluang Emas, Komentator Sampai Tertawa
Salah satu klub terkenal yang pernah dibela Tahamata adalah Ajax Amsterdam, di mana dia meraih sejumlah gelar, termasuk tiga trofi Eredivisie pada musim 1976-1977, 1978-1979, dan 1979-1980. Selain Ajax, dia juga membela Feyenoord Rotterdam dari 1984 hingga 1987.
Setelah mengakhiri karir bermainnya, Tahamata beralih ke dunia kepelatihan. Pada fase ini, dia dikenal karena fokusnya pada pembinaan usia dini.
Dia menjadi pelatih untuk berbagai akademi, termasuk Ajax Amsterdam, Standard Liege, dan Germinal Beerschot.
Baca Juga: Sempat Diincar Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Ribut di Liga Turki
Pada periode 2009 hingga 2014, Tahamata menjadi pelatih untuk kelompok usia U-10 hingga U-15 dan juga melatih di klub Al Ahli.
Sejak September 2014, dia mendirikan Simon Tahamata Soccer Academy sambil tetap berkontribusi di Akademi Ajax Amsterdam.
Meskipun memiliki koneksi erat dengan Belanda, Tahamata juga menjalin hubungan dengan akar leluhurnya di Indonesia. Dia memiliki keturunan dari Maluku dan pada tahun 2010, Tahamata mengunjungi Ambon, tanah leluhurnya.
Saat itu, dia terlibat dalam memberikan pelatihan kepada pemain muda berusia 10 hingga 15 tahun sebagai bentuk dukungan terhadap pembinaan sepak bola di Ambon.
Ketika itu, Simon Tahamata merasa cukup prihatin dengan kondisi sepak bola di Ambon. Apalagi, Persatuan Sepak Bola Ambon (PSA) sudah tidak aktif.
Baca Juga: Shin Tae-yong Berniat ke Belanda, Dapat 'Titipan' Netizen untuk Pantau Bek Berdarah Aceh
“Beta prihatin karena pastinya pembinaan kepada pemain junior kurang optimal dengan dampak pesepak bola Ambon tidak bisa mengikuti kompetisi Liga Indonesia sebagaimana jadwal PSSI,” kata Simon dikutip dari Antara.