Suara.com - Menjelang pertandingan antara timnas Indonesia dan Vietnam pada 21 Maret 2024, kedua pelatih, yakni Shin Tae-yong dan Philippe Troussier, telah memulai persiapan untuk timnya masing-masing.
Shin Tae-yong telah tiba di Jakarta untuk menyiapkan timnas Indonesia menghadapi Vietnam pada tanggal 21 Maret di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dengan penuh keyakinan setelah membawa timnas Indonesia melaju ke 16 besar Piala Asia 2023, Shin Tae-yong langsung menggelar rapata dengan para stafnya.
Baca juga: Bek Timnas Indonesia U-23 Jadi Sorotan, Cuma Nonton saat Timnya Kebobolan
"Saya kembali ke Indonesia setelah liburan singkat," tulis Shin Tae-yong di Instagram.
"Rapat setelah menerima laporan dari pelatih Nova," tambahnya.
Timnas Indonesia akan menghadapi Vietnam dua kali dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Garuda akan menjadi tuan rumah pertama kali melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada 21 Maret 2024.
Kemudian, Asnawi Mangkualam dan rekan-rekannya akan bertandang ke Stadion My Dinh, Vietnam pada 26 Maret 2024.
Baca Juga: Jadwal Drawing Piala AFF 2024, Timnas Indonesia Potensi Kembali Satu Grup dengan Vietnam
Shin Tae-yong sendiri menyatakan keyakinannya bahwa timnas Indonesia mampu mengalahkan Vietnam lagi dalam kesempatan kali ini.
Baca juga: 3 Alasan Shin Tae-yong Perlu Panggil Jack Brown ke Timnas Indonesia U-23
Pada pertemuan terakhir, Garuda berhasil menang tipis 1-0 atas Vietnam dalam pertandingan grup D Piala Asia 2023.
"Kami selalu merasa bahwa kami tidak pernah kalah dari Vietnam dalam hal kualitas permainan," ujar Shin Tae-yong seperti dilansir oleh Best Eleven.
"Vietnam juga merupakan tim yang sangat bagus."
Di sisi lain, Philippe Troussier punya banyak pekerjaan rumah jelang laga ini. Selain mempersiapkan tim seperti biasa, dia juga berusaha mengubah pola pikir pemain agar tidak terlalu fokus dengan kontak fisik.
Troussier kembali ke Vietnam lebih awal dari liburan pasca Piala Asia 2023, tepatnya pada 21 Februari 2024.
Dia menganggap bahwa pola pikir bermain keras perlu diubah segera karena tidak memberikan dampak positif.
"Di Vietnam, banyak yang berpikir bahwa sepak bola harus memiliki kecepatan, fisik, dan kekuatan," ujar Philippe Troussier seperti dilansir oleh The Thao 247.
"Namun, hal itu lebih cocok untuk olahraga seperti rugby atau judo."
"Meskipun perselisihan dan konfrontasi dapat terjadi di lapangan sepak bola, yang terbaik dalam pertandingan adalah membatasi dan menghindari konfrontasi."
"Untuk itu, Anda tidak boleh mudah kehilangan bola dari lawan," tambahnya.
Selain itu, Troussier juga berupaya mengubah filosofi permainan Vietnam dengan fokus pada penguasaan bola yang lebih lama.
Kontributor : Imadudin Robani Adam