Suara.com - Munculnya nama Djone Alexandre Nathanael dalam daftar 32 pemain yang dipanggil Nova Arianto untuk mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-16 menjadi salah satu perhatian tersendiri.
Pasalnya, Djone Alexandre Nathanael memiliki hubungan yang dekat dengan sosok pesepak bola asal Kamerun bernama George Nicolas Djone. Hal ini menjadi sorotan tersendiri di skuad Timnas Indonesia U-16.
Tentu saja, Djone Alexandre Nathanael harus mengeluarkan kemampuan terbaiknya saat mengikuti seleksi Timnas U-16 gelombang kedua. Jika mampu lolos, bukan tak mungkin dia bakal menjadi salah satu andalan Nova Arianto.
Lantas, siapakah sebetulnya Djone Alexandre Nathanael? Bagaimana latar belakangnya sehingga pemain keturunan Kamerun ini bisa mengikuti seleksi Timnas Indonesia U-16? Berikut Suara.com menyajikan ulasannya.
Baca Juga: Shin Tae-yong Lagi Cari Staf Kepelatihan Timnas Indonesia Pengganti Nova Arianto, Minat?
Profil Djone Alexandre Nathanael
Djone Alexandre Nathanael sebetulnya bukan sosok pemain yang asing jika publik mengikuti kiprah Indonesia Junior League. Sebab, dia sudah mengikuti kompetisi usia muda ini sejak musim pertama pada 2017.
Saat itu, Djone merupakan salah satu pemain andalan Benteng Muda Indonesia Football Academy alias BMIFA. Sejak masih belia, dia memang sudah sangat mencintai dunia sepak bola. Ini wajar mengingat darah sepak bola mengalir deras dari ayahnya.
Sebagai informasi, ayahnya yang bernama George Nicolas Djone merupakan mantan pesepak bola asing yang berasal dari Kamerun dan akhirnya memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI).
Saat masih aktif bermain sepak bola, ayahnya sudah sangat sering malang melintang bersama sejumlah klub lokal semacam Persis Solo, PSS Sleman, Persita Tangerang, hingga PPSM Magelang.
Baca Juga: Terus Cari Pemain, Nova Arianto Panggil 32 Nama untuk Seleksi Timnas Indonesia U-16 Gelombang Kedua
Ibunda Djone, Poppy Manaroinsong, menjelaskan bahwa rumput hijau sudah akrab bagi Djone saat masih cilik. Dia pun akhirnya memutuskan berseragam BMIFA untuk menimba ilmu sepak bola.
"Djone baru bergabung dengan BMIFA ya 2017 lalu, kebetulan debutnya langsung berlaga di IJL Angkasa Pura 2," ujar Poppy Manaroinsong, seperti dikutip dari laman resmi Indonesia Junior League.
Namun, sejak gantung sepatu pada tahun 2012, ayahanda memutuskan untuk mengakhiri kariernya di dunia sepak bola. Alih-alih melanjutkan kiprahnya di dunia kepelatihan, dia memilih menjadi pendeta.
Di tengah kesibukannya mengisi khutbah setiap akhir pekan sebagai pendeta, ayahanda selalu menyempatkan waktu untuk mendampingi putranya berlaga dari pinggir lapangan.
"Papanya jadi pendeta sejak 2013, tiap akhir pekan sehabis isi khotbah pasti selalu sempatkan waktu lihat anaknya bertanding," ucap Poppy yang menikah dengan sang suami pada 5 Juli 2007 tersebut.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie