Suara.com - PSSI telah menunjuk Satoru Mochizuki sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia, mengisi kursi yang lowong sejak berpisah dengan Rudy Eka Priyambada pada 2023 lalu.
Rudy Eka berhasil membawa Garuda Pertiwi lolos ke Piala Asia 2023. Setelah beberapa waktu tanpa pelatih, PSSI kini mengontrak Mochizuki, yang memiliki rekam jejak gemilang dengan membawa Jepang dua kali berlaga di Olimpiade dan meraih gelar juara Piala Dunia Wanita 2011.
Prestasinya yang cemerlang menjadi dasar PSSI dalam memilih Mochizuki sebagai pelatih Timnas Putri Indonesia, membawa harapan bagi Shafira Ika dan rekan-rekan satu timnya.
Baca juga: Kapten Suwon Sebut Kualitas Pratama Arhan Masih di Bawah Pemain Korea, tapi..
Baca Juga: Demi Kualifikasi Piala Dunia 2026, Erick Thohir Kebut Naturalisasi Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen
Meski demikian, penunjukkan Mochizuki menjadi ironi tersendiri bagi PSSI. Mereka merekrut pelatih kelas dunia di tengah banyaknya masalah dalam pengembangan sepak bola putri Tanah Air.
Ironi Di Balik Penunjukan Pelatih Berkelas Dunia
Meskipun Satoru Mochizuki memiliki rekam jejak yang mengesankan dan dapat membawa pengalaman dari Jepang ke Indonesia sebagai pelatih Timnas Putri, PSSI dihadapkan pada tantangan besar terkait Liga Putri.
Mochizuki akan menghadapi kesulitan dalam mencari stok pemain untuk Timnas Putri Indonesia karena Liga Putri tidak digelar dalam waktu yang lama.
Baca Juga: Maunya dari Jerman, Erick Thohir Belum Ketemu Sosok Direktur Teknik Pengganti Indra Sjafri
Terakhir kali Liga Putri diadakan pada tahun 2019, dengan Persib Bandung keluar sebagai juara setelah mengalahkan Persikabo Kartini dengan agregat 6-1.
Meskipun pada awal musim 2023/2024 terdengar wacana untuk menggelar Liga Putri kembali, hingga saat ini belum ada kejelasan terkait hal tersebut.
Kontributor : Imadudin Robani Adam