Suara.com - Pelatih Timnas Wanita Indonesia yang baru Satoru Mochizuki memiliki target jangka pendek dan panjang sejak ditunjuk sebagai juru taktik. Bahkan, ia sudah siapkan mental mendengar kritikan netizen Tanah Air.
Satoru Mochizuki diperkenalkan oleh PSSI sebagai pelatih anyar Timnas Wanita Indonesia, Selasa (20/2/2024). Target utama sang pelatih adalah memajukan tim nasional wanita yang selama ini tertinggal cukup jauh.
Oleh sebab itu, Satoru Mochizuki punya pekerjaan rumah yang sangat besar. Apalagi, ujian pertama sang pelatih yang terdekat adalah Piala Asia U-17 2024 pada April mendatang.
Baca Juga: Prediksi Inter Milan vs Atletico Madrid: Preview, Head to Head, Skor dan Live Streaming
Baca Juga: 4 Bintang Timnas Indonesia yang Pernah Dipoles Klub Keluarga Titiek Soeharto
"Saya sangat bangga bisa melatih timnas wanita Indonesia. Ini jadi pengalaman selanjutnya saya melatih tim sepak bola wanita di luar negeri, saya siap menghadapi tantangan ke depannya," kata Satoru dalam konferensi persnya.
"Target jangka pendek di Piala Asia U-17 Wanita saya ingin mengecek potensi para pemain sepak bola wanita Indonesia. Untuk jangka panjang di masa depan saya ingin membantu tim wanita Indonesia dengan standar level dunia," tambahnya.
Lebih lanjut, Satoru Mochizuki mengakui masih buta mengenai sepak bola wanita di Indonesia. Namun, perlahan ia akan pelajari dan membuatnya menjadi berkembang.
"Saya belum memahami level timnas wanita Indonesia mulai dari akar rumput. Sebenarnya cara melatih para pemain itu tidak jauh berbeda," ucapnya.
"Jika pemain ingin berkembang, mereka harus terus berlatih agar bisa tercipta pemain yang bagus. Jadi saya pikir hal terpenting itu bukan cuma fisik, tetapi juga intelegensia sepak bola jadi hal utama yang harus diperhatikan," sambungnya.
Sementara mengenai akan adanya tekanan suporter, Satoru Mochizuki tidak terlalu memusingkan. Selain tidak mengerti bahasa Indonesia, ia juga akan menyiapkan mental.
"Saya tidak mengerti bahasa Indonesia, tetapi memang itu bukan masalah, saya siap-siap saja dengan tekanan dari para warganet, saya tidak mengerti bahasanya," pungkasnya.