Suara.com - Mengenal deretan bintang sepak bola Indonesia yang dalam kariernya pernah dipoles di klub milik keluarga Titiek Soeharto, yakni Arseto Solo.
Bukan rahasia lagi jika keluarga Titiek Soeharto atau biasa dikenal sebagai keluarga Cendana pernah memiliki klub sepak bola bernama Arseto.
Klub ini sendiri didirikan oleh Sigid Harjoyudanto yang tak lain merupakan anak kedua mantan Presiden Soeharto dan kakak kedua dari Titiek Soeharto.
Sigid, sapaannya, merupakan putra Soeharto yang aktif berkecimpung di sepak bola dan sempat bekerja di induk sepak bola Indonesia atau PSSI.
Pada tahun 1978, Sigid mendirikan klub Arseto. Semula klub ini bermarkas di Jakarta, sebelum akhirnya pindah ke Surakarta pada 1983 dan menjadi Arseto Solo.
Dalam perjalanannya, Arseto Solo sendiri mampu menorehkan beragam prestasi membanggakan, terutama di kancah domestik.
Tercatat, Arseto Solo pernah menjuarai Liga Sepak Bola Utama (Galatama) pada tahun 1992 dan juga menjuarai Kejuaraan Antarklub ASEAN pada tahun 1993.
Prestasi ini tak lepas dari materi pemain yang dimiliki Arseto Solo. Tak hanya kerap menggaet banyak bintang, klub ini juga kerap melahirkan pemain-pemain top.
Lantas, siapa saja bintang-bintang Indonesia yang lahir berkat polesan Arseto Solo? Berikut daftarnya.
Baca Juga: Gegara Beda Frekuensi dengan Prabowo, TKN Sebut Peluang Sri Mulyani Gabung Kabinet Sangat Kecil
Nama Rochi Putiray dikenal sebagai salah satu penyerang tajam yang pernah dimiliki Indonesia. Ia merupakan salah satu putra terbaik yang lahir dari Indoneia Timur.
Pria kelahiran Ambon ini bergabung Arseto Solo setelah lepas dari Diklat Ragunan Jakarta. Bisa dikatakan, Arseto Solo merupakan klub profesional pertama Rochi.
Di Arseto Solo, Rochi bertahan cukup lama yakni selama 11 tahun dari 1987 hingga 1998. Total 117 gol telah ia cetak bagi klub tersebut dari 219 penampilan.
2. Indriyanto Nugroho
Tak hanya Rochi Putiray, Arseto Solo juga melahirkan striker ganas untuk Timnas Indonesia pada diri Indriyanto Nugroho.
Pria yang akrab disapa Nunung ini lahir dan tumbuh di daerah Sukoharjo. Bakatnya pun terasah kala dirinya mengikuti Diklat Arseto dan program PSSI Primavera.
Dalam kariernya, Nunung sempat menggemparkan publik karena dilepas Arseto Solo ke Pelita Jaya dengan harga Rp100 saja, yang kemudian membuatnya dijuluki ‘Mister (Mr) Cepek’.
3. I Komang Putra
Tak hanya melahirkan striker ganas, Arseto Solo juga melahirkan kiper top yang menjadi salah satu kiper terbaik sepanjang sejarah sepak bola Indonesia pada diri I Komang Putra.
Semula, ia memulai karier di Persija Jakarta. Tapi, Arseto Solo menyadari bakatnya yang membuat I Komang Putra direkrut pada tahun 1992 atau saat usianya baru 20 tahun.
Bersama Arseto Solo, I Komang Putra menjadi andalan di bawah mistar selama enam tahun, yang membuat bakatnya makin terasah dan menjadi salah satu kiper yang pernah membela Timnas Indonesia.
Arseto Solo juga cukup jeli dalam melihat bakat-bakat lokal di Kota Solo. Salah satunya adalah Agung Setyabudi yang merupakan jebolan Persis Solo Junior.
Usai lulus dari Persis Solo Junior, Agung masuk ke Diklat Ragunan dan sempat mengikuti program PSSI. Dari sana, Arseto Solo menemukan bakatnya dan meminangnya pada tahun 1992.
Di musim pertamanya, Agung mampu membawa Arseto Solo menjadi juara Galatama. Ia pun bertahan di klub tersebut selama enam tahun atau hingga 1998.
Kontributor: Felix Indra Jaya