Meskipun pernah menjadi andalan Timnas Qatar di level kelompok umur, namun Andri seperti terpinggirkan karena tidak mendapat kesempatan bermain di tim senior.
Andri Syahputra, seorang pesepak bola diaspora berpotensi asal Indonesia, mencuri perhatian saat bergabung dengan klub Qatar ternama, Al Gharafa, pada usia 15 tahun pada tahun 2016.
Indra Sjafri, pelatih Timnas Indonesia U-19 saat itu, mencoba memanggilnya untuk memperkuat tim Merah Putih. Namun, Andri mengejutkan semua pihak dengan menolak panggilan tersebut, alasan utamanya adalah fokus pada pendidikan di Qatar.
Meski keputusannya awalnya menuai kontroversi di kalangan pecinta sepak bola Indonesia, Andri membuktikan bahwa pilihannya membawa dampak positif pada karirnya.
Bersaing di skuad Al Gharafa dan mendapatkan panggilan reguler untuk Timnas Qatar U-19 hingga U-20, Andri terlihat sukses di level klub dan kelompok umur.
Namun, belakangan, keputusan Andri mulai menemui tantangan. Meski tercatat dalam skuad Al Gharafa, dia tidak pernah bermain untuk Timnas Qatar U-23, dan di tim senior, kesempatannya tampaknya minim.
Transfermarkt bahkan mencatat absennya Andri dari pertandingan di tingkat U-23 Qatar. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap keputusan Andri memilih Qatar daripada Timnas Indonesia.
Saat Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan Piala Asia 2023, Andri hanya dapat menyaksikan pertandingan tersebut dari layar kaca.
Jika dia menerima tawaran Timnas Indonesia pada 2017, Andri mungkin menjadi andalan skuad Garuda yang ikut serta dalam Piala Asia 2023.
Baca Juga: Dukung Penuh Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024, Klub Liga 1 Ikhlas Lepas Pemain untuk STY
Keputusan menjadi warga negara Qatar yang diambil Andri kini terasa sebagai bumerang. Meskipun tampil bagus bersama Muaither SC, tim Qatar tempatnya bermain dengan status pinjaman dari Al Gharafa, Andri tampaknya masih harus berjuang untuk mendapatkan tempat di timnas senior Qatar.