Suara.com - Gelandang Timnas Indonesia, Marselino Ferdinan, tampaknya harus bekerja lebih keras untuk menanggapi kritik yang dilayangkan oleh pelatih KMSK Deinze, Hans Somers, mengenai kualitas fisiknya.
Marselino Ferdinan mengakui, saat ini dirinya masih terus berjuang untuk mendapatkan menit bermain yang reguler setelah setahun bergabung bersama KMSK Deinze yang berkompetisi di kasta kedua Liga Belgia.
Pemain berusia 19 tahun itu mengaku mendapatkan kritik dari pelatihnya, Hans Somers. Menurut sang juru taktik, kekuatan fisik Marselino masih belum mumpuni. Hal inilah yang dibutuhkan untuk bisa berduel di Eropa.
“Sepak bola di Eropa lebih kepada fisik. Namun, di saat yang bersamaan, juga lebih taktik. Menurut pelatih Somers, saya perlu memperkuat tubuh dalam hal ini kekuatan fisik,” kata Marselino Ferdinan dikutip dari HBVL.
Baca Juga: Marselino Ferdinan Diminta Latihan Khusus Pelatih KMSK Deinze Demi Tampil Reguler
“Oleh karena itu, saya menghabiskan banyak waktu di pusat kebugaran agar kondisi fisik saya semakin kuat dari hari ke hari,” bekas pemain Persebaya Surabaya itu menambahkan.
Profil Hans Somers
Sebagai informasi, Hans Somers merupakan pelatih anyar yang menangani KMSK Deinze. Dia mulai bertugas pada 14 November 2023 saat menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Marc Grosjean.
Sebelum menapaki kariernya di dunia racik strategi, Hans Somers menjadi salah satu pemain profesional yang punya rekam jejak menarik. Sebab, kariernya tak hanya berlangsung di Belgia saja, tetapi juga di luar negeri.
Lelaki kelahiran 9 Maret 1978 itu pada awalnya berlatih bersama dua klub, VC Rijmenams (1985-1989) dan Lierse (1989-1996). Pada 1996, dia mulai memasuki jenjang profesional saat dipromosikan ke tim utama Lierse.
Baca Juga: Janjian Nyoblos Bareng di Belgia, Marselino Ferdinan Justru Kena Semprot Sandy Walsh
Setelah lima tahun memperkuat klub tersebut dan mempersembahkan gelar Belgian Cup 1998/1999 dan Belgian Super Cup 1999, lelaki kelahiran Mechelen itu lalu meniti kariernya di Liga Turki saat direkrut Trabzonspor.
Di sana, Hans Somers menghabiskan waktu selama tiga musim. Setidaknya, ada dua trofi yang diraih Hans Somers bersama Trabzonspor, yakni Turkish Cup alias Piala Turki edisi 2002/2003 dan 2003/2004.
Baru setelah itu, dia bergabung bersama salah satu klub elite di Belanda, FC Utrecht, dan menghabiskan kariernya selama enam musim. Satu-satunya trofi yang diraih di klub ini ialah Johan Cruyff Shield 2004.
Dua klub terakhir yang menggunakan jasanya sebelum pensiun ialah KSV Schriek (2011-2015) dan Tielt-Winge 3000 (2015-2016). Setelah itu, Hans Somers memasuki kariernya di dunia kepelatihan.
Dia pernah menangani Hasselt (2017-2018), KRC Genk U-18 dan U-21 pada 2018 hingga 2023. Hingga yang terakhir menjadi asisten pelatih di OH Leuven pada 2023.
Artinya, pekerjaannya sebagai pelatih KMSK Deinze merupakan kali pertama bagi lelaki berusia 45 tahun itu menangani tim profesional.
Kontributor: Muh Faiz Alfarizie