Suara.com - Sebutan legenda timnas Indonesia untuk Anjas Asmara dari Bung Towel diragukan oleh netizen. Ini menyusul Anjas Asmara minta Shin Tae-yong dipecat sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Ternyata ada masa lalu tak enak dari Anjas Asmara.
Menurut Anjas Asmara, setelah mengamati perjalanan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, PSSI sebaiknya mempertimbangkan untuk mengganti Shin Tae-yong dengan pelatih yang lebih sesuai.
BACA JUGA: Hantam Brest, PSG Kunci Tiket Perempat Final Piala Prancis
Baca Juga: Target Semifinal Piala Asia U-23, Perlukah STY Bawa Nathan Tjoe-A-On?
Anjas Asmara menilai bahwa Shin Tae-yong tidak berhasil meningkatkan performa timnas meskipun telah diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuannya.
"Apa yang dikerjakan Shin Tae-yong selama empat tahun ini? Minta naturalisasi, sudah diberikan. Tapi permainan membosankan. Malah parkir bus," kata Anjas Asmara di Youtube Bung Towel.
Menariknya, Netizen justru meragukan dengan status 'legenda' yang disematkan ke Anjas Asmara. Dalam kolom komentar channel Youtube itu, salah satu netizen justru menyebut Anjas Asmara justru legenda abal-abal.
"Legenda abal-abal ini, 30 caps 0 goal, padahal striker. Cuma dibesar-besarkan media, nggak pernah bawa Indonesia lolos Piala Asia. Malah pernah gagal penalti yang membuat Indonesia gagal lolos olimpiade," tulis netizen itu.
BACA JUGA: Hasil Piala Asia 2023: Susah Payah Singkirkan Iran, Qatar Tantang Yordania di Final
Baca Juga: Philippe Troussier Libatkan Kiatisuk Senamuang untuk Keroyok Shin Tae-yong
Dalam bank data www.rsssf.org, memang benar jika Anjas Asmara tak pernah sekali pun sumbang gol untuk Timnas Indonesia di kurun waktu 1973-1977.
Di masanya, justru sosok Ronny Pattinasarani mengemas 6 gol dalam 31 penampilan di Timnas Indonesia.
Lalu siapa legenda sesungguhnya? Akun @jeannyduapuluh itu menyebatkan ke 10 pesepakbola yang cocok disematkan sebagai legenda.
"Yg layak disebut legend timnas tuh antara lain:
1. Abdul Kadir 70 Goal
2. Iswadi Idris 55
3. Soetjipto Soentoro 37
4. Bambang Pamungkas 37
5. Kurniawan 33
6. Kainun Waskito 31
7. Risdianto 25
8. Jacob Sihasale 23
9. Rochy Putiray 17
10. Budi Sudarsono 16"
Anjas Asmara, yang merupakan sosok yang dulu dikenal sebagai pemain sepak bola pada era 1970-an, mengambil peran sebagai striker dan aktif membela timnas Indonesia.
Meski mungkin masih banyak penggemar sepak bola Tanah Air yang kurang familiar dengan Anjas Asmara, namun ia merupakan figur yang hampir membawa skuad Garuda lolos ke Olimpiade 1976.
Namun, nasib apes menimpa saat sepakan penaltinya tidak berhasil masuk.
Gagal Penalti Anjas Asmara dan Kegagalan Timnas Indonesia di Olimpiade 1976
Timnas Indonesia nyaris melangkah ke putaran final Olimpiade 1976 cabang sepak bola di Montreal, Kanada.
Pada saat itu, skuad Garuda berhasil mencapai babak final pra-Olimpiade Grup II Zona Asia dan bertemu dengan Korea Utara.
Pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno menjadi pahit, karena timnas Indonesia kalah melalui drama adu penalti dan gagal melangkah ke babak berikutnya.
Salah satu pemain Garuda yang gagal dalam eksekusi penalti adalah Anjas Asmara.
Wiel Coerver, pelatih timnas Indonesia saat itu, sudah menunjuk beberapa pemain sebagai eksekutor penalti, termasuk Anjas Asmara sendiri. Namun, saat giliran Anjas, sepakannya tidak mampu menembus gawang yang dikawal oleh Jin-In Chol.
Meskipun Indonesia sempat memimpin, kegagalan Anjas membuat peluang ke Montreal pupus.