Belajar dari Kasus Luis Milla, Timnas Indonesia Langsung Anjlok usai Ganti Pelatih

Irwan Febri Suara.Com
Kamis, 01 Februari 2024 | 14:01 WIB
Belajar dari Kasus Luis Milla, Timnas Indonesia Langsung Anjlok usai Ganti Pelatih
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong. (pssi.org)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PSSI dan Erick Thohir selaku Ketua Umum (Ketum) tampaknya harus belajar dari kasus Luis Milla jika hendak melengserkan Shin Tae-yong dan mencari penggantinya di Timnas Indonesia.

Jagat sepak bola Tanah Air tengah bergejolak seiring adanya kisruh mengenai kontrak pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

Belakangan, juru taktik asal Korea Selatan itu mengakui dirinya sudah didekati oleh negara lain saat memimpin Timnas Indonesia di Piala Asia 2023.

Hanya saja, pelatih berusia 53 tahun tersebut masih menghormati kontraknya dengan PSSI yang masih berlaku hingga Juni 2024 mendatang.

Baca Juga: Tak Sulit bagi STY untuk Dapatkan Kontrak Baru Jika PSSI Melepasnya

Karena pernyataan ini, muncul desakan agar PSSI segera memperpanjang kontrak Shin Tae-yong yang akan habis dalam hitungan bulan.

Tapi, Erick Thohir selaku Ketum PSSI justru masih menunggu hasil di Piala Asia U-23 2024 sebelum memperpanjang kontrak Shin Tae-yong.

Di sisi lain, Erick Thohir juga nyatanya tak mempermasalahkan jika Shin Tae-yong memilih mundur dan menerima tawaran dari negara lain seperti pernyataannya.

Dari kisruh ini, seharusnya PSSI dan Erick Thohir berkaca dari pengalaman pada 2018 silam saat Luis Milla dibiarkan pergi dan membuat Timnas Indonesia tampil anjlok.

Luis Milla Hengkang, Timnas Indonesia Sekarat

Baca Juga: Gabung Port FC, Bagaimanakah Prediksi Peluang Karier Asnawi Mangkualam?

Pada 2017 silam, Timnas Indonesia sempat memiliki pelatih kelas dunia usai PSSI menunjuk Luis Milla sebagai pelatih kepala.

Saat itu, PSSI memberikan kontrak berdurasi dua tahun kepada pelatih asal Spanyol tersebut sebagai pelatih tim senior dan tim U-22.

Saat menjadi pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla menunjukkan progres apik lewat proses yang ia tunjukkan, di mana tim senior hanya kalah dua kali dari enam pertandingan.

Bahkan bersama tim kelompok umur yang tampil di Asian Games 2018, Luis Milla mampu membawa Timnas Indonesia lolos ke babak 16 besar.

Proses yang dijalani Luis Milla terbilang singkat dan mampu mengubah gaya bermain skuad Garuda menjadi lebih sedap dipandang mata.

Meski mampu merebut hati pecinta sepak bola Tanah Air, PSSI memilih tak melanjutkan kontrak Luis Milla dengan dalih tak memenuhi target serta kisruh soal gaji.

Kepergian Luis Milla membuat Timnas Indonesia kemudian mengalami kemunduran drastis yang dimulai dari penunjukkan Bima Sakti sebagai pelatih kepala.

Saat itu, Bima Sakti ditunjuk menukangi Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2018. Hasilnya, skuad Garuda hancur lebur dan tersingkir di babak grup.

Usai Piala AFF 2018, PSSI kemudian menunjuk Simon McMenemy yang punya pengalaman segudang di sepak bola Tanah Air.

Alih-alih membuat performa Timnas Indonesia moncer, Simon McMenemy dicap gagal total, terutama saat memimpin tim Merah Putih di ajang Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Tercatat dalam tujuh laga, Simon McMenemy hanya menang sebanyak dua kali saja yakni atas Myanmar dan Vanuatu di laga persahabatan.

Sedangkan di ajang resmi yakni Kualifikasi Piala Dunia 2022, Timnas Indonesia menelan empat kekalahan dari empat pertandingan melawan Malaysia, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Vietnam.

Usai Simon McMenemy dipecat, barulah Shin Tae-yong ditunjuk sebagai pelatih per Desember 2019 dan bertahan hingga saat ini.

Berkaca dari kasus Luis Milla tersebut, ada baiknya PSSI dan Erick Thohir tak terlalu berpatokan terhadap target untuk mempertahankan pelatih Timnas Indonesia.

Jika tetap berpatokan pada target, maka Shin Tae-yong sudah cukup layak untuk diberi perpanjangan kontrak usai membawa Timnas Indonesia untuk pertama kalinya lolos ke babak 16 besar Piala Asia.

Kontributor: Felix Indra Jaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI