Suara.com - Timnas Indonesia sukses mengamankan tiga poin di Grup D Piala Asia 2023, memberikan peluang besar untuk melangkah ke babak selanjutnya dengan penampilan yang mengesankan di pertandingan melawan Jepang.
Meski begitu, di tengah perjalanan Timnas Indonesia di Piala Asia 2023, ada sedikit keraguan terkait kemampuan Shin Tae-yong bersama tim Garuda.
Ini terjadi setelah kekalahan Timnas Indonesia dari Irak dalam laga pembuka Grup D Piala Asia 2023, di mana sebelumnya Shin Tae-yong berharap bisa meraih hasil imbang.
BACA JUGA: Alasan Sebenarnya Ramadhan Sananta Hilang dari Skuad Timnas Indonesia di Piala Asia 2023
Baca Juga: 2 Kabar Jelek untuk Timnas Indonesia Jelang Berhadapan dengan Jepang di Piala Asia 2023
Tak hanya itu, skuad Garuda juga belum mampu meraih kemenangan dalam tiga uji coba menghadapi Libya dan Iran pada awal tahun 2024.
Namun, Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, memberikan dukungan kepada Shin Tae Yong, asalkan mampu membawa Timnas Indonesia melangkah ke babak 16 besar Piala Asia 2023.
Meski demikian, masa depan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia terancam jika tidak mencapai target yang ditetapkan oleh Erick Thohir.
Dalam dinamika yang terjadi pada Shin Tae-yong dan Timnas Indonesia, perubahan signifikan telah terjadi dalam kinerja skuad Garuda.
BACA JUGA: Timnas Indonesia Bakal Jadi Sasaran Kemarahan Jepang, Wataru Endo: Kami Incar Banyak Gol!
Baca Juga: 3 Negara Penghuni Pot 4 yang Berpeluang Lolos 16 Besar Piala Asia 2023, Ada Timnas Indonesia
Inilah warisan yang ditinggalkan oleh Shin Tae-yong, yang mungkin akan tetap terasa meskipun perannya sebagai pelatih Timnas Indonesia berakhir.
Sejak ditunjuk sebagai pelatih Timnas Indonesia pada tahun 2020, Shin Tae Yong berhasil mengubah budaya tim menjadi lebih disiplin dan meningkatkan mental pemain.
Ketegasan Shin Tae-yong terlihat ketika ia tak ragu untuk mencoret pemain yang melanggar aturan disiplin, menciptakan atmosfer penuh dedikasi.
Selain itu, dia menanamkan mental pemenang dan sikap saling menghormati saat bertanding kepada para pemain Timnas Indonesia.
Warisan Shin Tae-yong juga tercermin dalam keberaniannya menggunakan pemain muda untuk memperkuat skuad Garuda, memotong dua generasi Timnas Indonesia.
Marselino Ferdinan, Ramadhan Sananta, Arkhan Fikri, dan Justin Hubner adalah contoh dari generasi muda yang menjadi bagian integral dari warisan Shin Tae Yong.
Ini sejalan dengan tujuan utama Shin Tae-yong, yakni mengubah sistem sepak bola dengan memperkuat pondasi terlebih dahulu daripada hanya fokus pada pencapaian prestasi.
Pada Piala Asia 2023, Timnas Indonesia menjadi kontestan dengan rata-rata usia skuad paling muda, yaitu 22,5 tahun, dengan Jordi Amat sebagai pemain tertua (31 tahun) dan Marselino Ferdinan sebagai yang termuda (19 tahun).
Selain dua pencapaian krusial tersebut, Shin Tae-yong juga merubah target pencapaian Timnas Indonesia dalam kompetisi.
Di bawah kepemimpinan STY, Timnas Indonesia kini menargetkan prestasi lebih tinggi, mengincar Piala Asia dan Piala Dunia, sementara sebelumnya hanya fokus pada Piala AFF dan SEA Games.
Maka, warisan positif yang ditinggalkan oleh Shin Tae Yong bukan hanya dalam bentuk perubahan performa Timnas Indonesia, tetapi juga mengangkat ambisi dan target yang lebih tinggi di kancah sepak bola Asia.