Baik Marc Klok dan Ricky Kambuaya di babak pertama maupun kombinasi Marselino Ferdinan dan Ivar Jenner di babak kedua gagal menguasai lini tengah dengan baik.
Kekurangan keseimbangan ini membuat serangan Timnas Libya lebih efektif dan sulit diantisipasi.
3. Formasi yang Gagal: 4-4-2 Tidak Efektif
Pelatih Shin Tae-yong memilih untuk menurunkan formasi dasar 4-4-2, namun eksperimen ini tidak berjalan dengan baik terutama pada babak pertama.
Meskipun dilakukan pergantian 10 pemain di awal babak kedua, formasi tetap dipertahankan tanpa perubahan yang signifikan.
Meski permainan membaik, kegagalan total eksperimen ini terlihat dari tiga gol tambahan yang dicetak oleh Libya pada 45 menit akhir. Penyesuaian formasi menjadi kunci yang terlewatkan.
Dengan analisis mendalam ini, Timnas Indonesia diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut untuk menghadapi tantangan-tantangan mendatang dengan lebih siap dan efektif.