Suara.com - Roy Suryo mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menyoroti Gibran Rakabuming Raka pada debat kedua Cawapres (Calon Wakil Presiden).
Sosok yang juga dikenal sebagai pakar telematika ini menyoroti penampilan calon wakil presiden dari paslon urutan kedua itu pada debat di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (22/12/2023).
Roy Suryo mengkritik penggunaan tiga microphone (mic) sekaligus yakni clip-on, hand-held, dan headset. Ia menyampaikan kritikan itu sebagai langkah pencegahan terjadinya kecurangan.
Mulanya, Roy Suryo mengkritik penggunaan mic pada cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka saat menyampaikan visi dan misi. Roy Suryo mempertanyakan mengapa mic Gibran berbeda dengan cawapres lainnya saat segmen pertama debat tersebut.
Baca Juga: Media Vietnam: Timnas Indonesia Selalu Mendapat Hasil Menyedihkan saat Menghadapi Vietnam
Kritikan dari Roy Suryo ini turut mengundang respons dari berbagai pihak, termasuk Partai Gerindra sebagai parpol yang mengusung Gibran. Lantas, siapa sebetulnya Roy Suryo?
Profil Roy Suryo
Sosok dengan nama lengkap Drs. Kanjeng Raden Mas Tumenggung ini merupakan kelahiran 18 Juli 1968. Ia dikenal dengan sederet kontroversinya.
Karier dan namanya kian dikenal setelah memutuskan terjun ke dunia politik pada 2005. Puncaknya, Roy Suryo mencicipi masa-masa menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Pada akhir tahun 2012 Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng menjadi tersangka dalam kasus korupsi Hambalang. Ia kemudian mengundurkan diri dari jabatannya, dan pada awal tahun 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Roy Suryo menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru.
Pada awal pengangkatannya sebagai Menpora, banyak pihak yang meragukan kemampuan pria kelahiran Yogyakarta ini.
Berdasarkan hasil survei atau jajak pendapat yang dilakukan Lembaga Pol Tracking Institute yang dilakukan tanggal 13-23 September 2013 secara serempak di 33 provinsi di Indonesia Roy Suryo mendapatkan tingkat kepuasan publik yang relatif lebih tinggi daripada menteri lainnya.
Sebagai Menpora baru saat itu, Roy Suryo punya tantangan untuk menyelesaikan konflik antara asosiasi sepak bola nasional yang bersaing: Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI).
Namun pada perjalanannya, Roy Suryo malah mendapat kritikan dari Indonesia Corruption Watch (ICW) usai melakukan perjalanan resmi bersama istrinya ke Eropa untuk mempromosikan seni bela diri pencak silat Indonesia.
ICW menggambarkan perjalanan itu sia-sia dan mempertanyakan mengapa istri Roy termasuk di antara 10 anggota rombongannya yang mengunjungi Republik Ceko, Spanyol, dan Bulgaria.
Setelah menyelesaikan masa jabatan menterinya, Roy dituding gagal mengembalikan aset negara hingga ada tindakan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 2016.
Saat ini Roy Suryo tidak lagi aktif di dunia politik dan menyebut dirinya ingin lebih fokus sebagai praktisi multimedia dan telematika lagi.
Kontributor: Aditia Rizki