![Tenaga Ahli Kemenpora RI bidang Diaspora dan Kepemudaan, Hamdan Hamedan, ketika menghadiri diskusi "Turun Minum" yang digelar PSSI Pers dengan tema 'Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi' di Media Center Kemenpora, Jakarta Pusat, Kamis (21/12). [Dok. PSSI Pers]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/21/23768-tenaga-ahli-kemenpora-ri-bidang-diaspora-dan-kepemudaan-hamdan-hamedan.jpg)
Hamdan Hamedan, menekankan pentingnya menghentikan penyebutan pemain naturalisasi setelah mereka resmi menjadi WNI.
"Naturalisasi ini kata benda, yaitu proses hukum yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah status kewarganegaraannya dari WNA menjadi WNI. Jadi frasa pemain naturalisasi itu sebetulnya tidak tepat karena belum eligible, masih proses," kata Hamdan Hamedan.
"Tetapi ketika seseorang itu sudah berhasil dinaturalisasi, disumpah dan menandatangani sumpah, maka dia sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan mempunyai kesamaan dalam hukum dan pemerintahan."
Hamdan Hamedan juga menolak anggapan miring sejumlah pihak terkait motif pemain keturunan mau dinaturalisasi. Banyak yang menilai hal itu dianggap karena mereka tak mampu bersaing untuk memperkuat timnas negara asalnya.
"Ada pemain grade A yang bermain di salah satu klub terbaik di dunia, dia ingin membela Indonesia. Dia mengatakan, saya ingin sekali membela Indonesia," tambahnya.
![Exco PSSI, Arya Sinulingga, ketika menghadiri diskusi "Turun Minum" yang digelar PSSI Pers dengan tema 'Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi' di Media Center Kemenpora, Jakarta Pusat, Kamis (21/12). [Dok. PSSI Pers]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/21/82571-exco-pssi-arya-sinulingga.jpg)
Sementara itu, Arya Sinulingga sependapat dengan Hamdan. Ia menyatakan bahwa dikotomi pemain naturalisasi dan lokal harus dihentikan.
"Dikotomi ini harus diselesaikan sekarang, istilah local pride, atau anti-naturalisasi harus dihentikan. Naturalisasi hanya proses, tapi sepanjang dia punya darah (Indonesia), maka dia berhak mewakili bangsa kita," kata Arya Sinulingga.
Namun pengamat sepak bola, Tommy Welly alias Bung Towel, memiliki pandangan berbeda. Ia mempertanyakan arah pengembangan sepakbola Indonesia di tengah gencarnya program naturalisasi.
Pria yang akrab disapa Towel itu sadar program naturalisasi bukanlah sebuah tindakan ilegal. Namun ia menyoroti keseriusan PSSI dalam memajukan sepakbola Indonesia.
Baca Juga: Menpora: Naturalisasi Diaspora Bukan untuk Matikan Pemain Lokal Timnas Indonesia
![Pengamat sepak bola, Tommy Welly ketika menghadiri diskusi "Turun Minum" yang digelar PSSI Pers dengan tema 'Naturalisasi Pemain, Mereduksi atau Memotivasi' di Media Center Kemenpora, Jakarta Pusat, Kamis (21/12). [Dok. PSSI Pers]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/12/21/58757-pengamat-sepak-bola-tommy-welly.jpg)
"PSSI bertanggung jawab membangun sepakbola Indonesia termasuk membentuk Timnas yang kuat. Apakah diaspora layak atau tidak membela timnas ya ukurannya kualitas saja," kata Tommy Welly.