Suara.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo mendapat pertanyaann mengenai Tragedi Kanjuruhan dari capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dalam debat pertama capres di halaman KPU, Selasa (12/12/2023).
Seperti diketahui, Tragedi Kanjuruhan menelan 135 korban yang meninggal dunia. Keputusan pengadilan telah dibuat, tetapi korban merasa kasus ini abu-abu lantaran pelaku tidak tertangkap.
Selain Tragedi Kanjuruhan, Ganjar Pranowo juga mendapat pertanyaan mengenai kasus KM 50, mengenai meninggalnya enam anggota laskar Forum Pembela Islam (FPI).
Terkait dua pertanyaan itu, Ganjar Pranowo menegaskan bahwa masalah itu harus dituntaskan supaya tidak menjadi masalah bangsa yang akan terus berkepanjangan.
Baca Juga: Hasto Respons Survei Ganjar-Mahfud Anjlok: 62 Persen Rakyat Tak Ingin Prabowo Jadi Presiden
"Pengadilan korban, termasuk KM 50, termasuk itu, kita akan naik satu tahap. Apakah kemudian proses legal dan kemudian cari keputusan yang adil, jawaban saya: bisa," kata Ganjar Pranowo.
"Dalam pemilu ini harus berani untuk tidak tersandera persoalan masa lalu, sehingga apa yang terjadi ketika muncul terus akan sensi. Sensi terus karena tak pernah ada keputusan," lanjutnya.
"Maka cara-cara ini harus dihentikan dan kita mesti berani tegas. Kadang-kadang kita juga harus berpikir dalam situasi yang lebih besar. Mari kita ciptakan kembali UU KKR," ujarnya lagi.
"Sehingga bangsa ini akan maju dan tidak lagi kemudian berpikir mundur karena persoalan-persoalan seperti itu yang tidak pernah dituntaskan. Kita harus tuntaskan itu," tuturnya menambahkan.
Tragedi Kanjuruhan menjadi insiden yang kelam bagi sepak bola Indonesia. Bahkan, dengan jumlah korban yang mencapai 135 itu membuat Tragedi Kanjuruhan sebagai insiden sepak bola terburuk nomor dua di dunia.
Tragedi sepak bola paling parah adalah insiden di Peru pada 24 Mei 1964. Tragedi itu menewaskan 328 korban jiwa.