Puma Berhenti Jadi Sponsor Timnas Israel, Efek Boikot?

Rully Fauzi Suara.Com
Selasa, 12 Desember 2023 | 22:49 WIB
Puma Berhenti Jadi Sponsor Timnas Israel, Efek Boikot?
Para pemain Timnas Israel. [Andy Buchanan / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen apparel asal Jerman, Puma pada Selasa (12/12) mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri kesepakatan sponsor dengan Timnas Israel.

Namun Puma menyatakan bahwa keputusan itu telah diambil sebelum meletusnya konflik bersenjata terkini di Gaza.

Setelah melakukan tinjauan strategi pada akhir 2022, Puma akan menghentikan penyediaan jersey alias seragam untuk Timnas Israel mulai tahun depan.

"Ketika ada dua tim nasional yang baru saja menandatangani kontrak – termasuk tim baru – akan diumumkan lebih lanjut pada tahun ini dan 2024, kontrak dengan beberapa federasi seperti Serbia dan Israel akan berakhir pada tahun 2024," demikian pernyataan resmi Puma seperti dikutip dari AFP, Selasa.

Baca Juga: Manchester United vs Bayern: Main di Old Trafford, Mimpi yang Jadi Kenyataan buat Jamal Musiala

"Keputusan ini diambil pada tahun 2022 sesuai dengan jadwal biasa untuk desain dan pengembangan kaus tim."

Kesepakatan dengan The Skyblue dan Whites --julukan Timnas Israel, yang ditandatangani pada 2018, memicu ajakan untuk memboikot jenama pakaian olahraga tersebut.

Para aktivis mengklaim bahwa Puma mendukung pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat melalui kesepakatan dengan Federasi Sepak Bola Israel.

Pada Oktober lalu, pecahlah perang antara Israel dan organisasi Hamas di Gaza, yang memperkuat seruan-seruan sebelumnya untuk memboikot produk yang mendukung Israel.

Perang dimulai ketika militan Hamas dari Jalur Gaza melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Bukan Isapan Jempol Belaka, Scott McTominay Akui Ruang Ganti Manchester United memang Toxic

Israel meresponsnya dengan memulai serangan-serangan bom serta serangan darat di Gaza, yang telah menewaskan setidaknya 18.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola oleh Hamas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI