Suara.com - Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) diwarnai sebuah komentar yang menyebutkan bahwa turnamen tarkam alias antarkampung lebih baik dibanding program naturalisasi.
Hal itu disampaikan oleh anggota DPR RI dari Fraksi Partai Nasional Demokrasi (Nasdem), Moh Haerul Amri dalam Rapat Kerja membahas proses naturalisasi Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On. Dia mempertanyakan soal efektivitas kebijakan naturalisasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia.
“Menurut saya, dari Fraksi Partai Nasdem, alangkah baiknya target naturalisasi itu sampai kapan? Apakah saat ini kita stop naturalisasi, atau satu dua tahun ke depan,” kata Haerul Amri dalam Rapat Kerja, Senin (4/12/2023).
“Lebih baik anggaran yang kita gunakan untuk naturalisasi itu kita kedepankan dan prioritaskan untuk mencari bibit-bibit olahraga dan atlet di tanah air,” imbuhnya.
Baca Juga: Apes! Sudah Dinaturalisasi, Deretan Pemain Ini Justru Tak Pernah Bermain di Timnas Indonesia
Haerul Amri menyebut, Pemerintah seharusnya lebih fokus untuk memperbaiki model pembinaan pemain usia dini di Indonesia. Sebab, hal inilah yang dinilai masih kurang diperhatikan dengan baik.
Menurutnya, turnamen tarkam justru lebih baik untuk mencari bibit-bibit atlet ketimbang harus terus-menerus melakukan naturalisasi pemain keturunan. Menurutnya, mencari pemain Indonesia di tarkam membutuhkan modal yang lebih murah ketimbang naturalisasi pemain.
“Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, ketimbang untuk naturalisasi, lebih baik digunakan mencari bibit-bibit unggul dengan memperbanyak lomba-lomba lintas daerah atau liga-liga yang lainnya,” ujarnya.
“Oleh karena itu, target Pak Menteri dengan berbagai macam varian dan skema pembibitan pemain itu, antara lain adalah tarkam itu, saya kira itu jauh lebih penting ketimbang naturalisasi,” tambahnya.
Menurut Haerul, seluruh stakeholder sepak bola Indonesia harus bisa menyadari soal pentingnya pembinaan usia dini. Jika prestasi yang diraih masih stagnan, hal itu menjadi buktinya.
Baca Juga: Tinjau Sentra Payung Lukis di Klaten, Puan Dorong Tingkatkan Promosi Demi Tarik Minat Anak Muda
“Hal itu bisa dirasakan langsung oleh anak bangsa ini ketimbang hanya mereka yang mengaku-ngaku karena dia keturunan Indonesia, sementara bayarannya tidak toleran. Ini masukan dari saya,” ujar Haerul.
“Jadi kita harus punya batas waktu sampai kapan naturalisasi ini. Kalau saya sepakat hari ini jadi yang terakhir saja untuk naturalisasi ini. Apa pun persoalan prestasi atlet kita ya ini jadi refleksi kita bahwa kita kurang pembinaan,” imbuhnya.
Meskipun demikian, Haerul menegaskan bahwa Partai Nasdem tetap menyetujui pengajuan naturalisasi untuk Jay Idzes dan Nathan Tjoe-A-On. Dia berharap, naturalisasi ini bisa membawa prestasi untuk sepak bola Indonesia.
“Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, ketimbang naturalisasi lebih baik kita mencari bibit-bibit unggul, kita perbanyak lomba-lomba lintas daerah atau liga-liga yang lainnya,” lanjutnya.
(Muh Faiz)