Suara.com - Melihat perjalanan karier Nurhidayat Haji Haris, kapten Timnas Indonesia U-19 yang namanya meredup dan kini diterpa kabar perselingkuhan.
Nama Nurhidayat Haji Haris tengah menjadi perbincangan baik di kalangan penikmat sepak bola dan kalangan penikmat dunia entertainment Tanah Air.
Nurhidayat menjadi perbincangan usai dirinya diduga mengkhianati dan selingkuh dari sang istri, Sarah Ahmad, dengan seorang pemandu karaoke atau yang biasa disebut dengan LC.
Dugaan perselingkuhan itu hadir setelah Sarah Ahmad mencurahkan isi hatinya di media sosial, yang membawa-bawa kata selir dan menyatakan dirinya berhak bahagia.
Baca Juga: Blak-blakan, Ini Alasan Bung Towel Anggap STY sebagai Pelatih yang Gagal
“Jangan ada yang mau jadi selir yang temen-temen,” bunyi unggahan Sarah Ahmad di media sosial Instagram pribadinya, yakni @saraaaahmad.
“I deserve happiness. Masih muda, bisa kerja, enggak jelek juga. So I deserve better. Mungkin aku terlalu salmon buat yang seleranya ikan asin jambal wkwkwk,” tulisnya lagi di Instagram.
Dari semua unggahan itu, dugaan hadirnya orang ketiga di kehidupan rumah tangga Nurhidayat dan Sarah Ahmad pun makin kuat.
Tak pelak kabar ini pun seakan melengkapi derita Nurhidayat. Apalagi jika mengingat karier sepak bola pemain berusia 24 tahun itu menukik drastis dalam beberapa tahun terakhir.
Lantas, bagaimana perjalanan karier Nurhidayat Haji Haris hingga saat ini tenggelam di kancah sepak bola Tanah Air? Berikut rangkumannya.
Sempat Tak Punya Klub
Nurhidayat Haji Haris sempat menggemparkan sepak bola Tanah Air kala tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama Sulawesi Selatan pada 2016 lalu di Jawa Barat.
Saat itu namanya mencuat karena berhasil membawa PON Sulsel menembus final dan menjadi Runner Up atau meraih medali perak.
Kiprahnya itu membuat Nurhidayat sempat dipinang tim muda Bhayangkara FC pada 2016 dan bergabung tim asal tanah kelahirannya, PSM Makassar.
Di PSM lah pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu mampu mengecap penampilan di level profesional, sehingga pamornya kian menanjak.
Kiprah apiknya di PSM pun membuat Nurhidayat dipanggil ke Timnas Indonesia U-19. Tak hanya dipanggil, dirinya bahkan juga didapuk sebagai kapten tim.
Pada tahun 2018, Nurhidayat mampu memimpin Timnas Indonesia U-19 merebut tempat ketiga di Piala AFF U-19 dan juga tampil di Piala Asia U-19.
Di Piala Asia U-19 2018, Nurhidayat dan rekan-rekannya di Timnas Indonesia U-19 tampil apik di fase grup serta lolos ke perempat final sebelum dikalahkan Jepang 0-2.
Tak hanya tampil bagi Timnas Indonesia U-19, Nurhidayat juga menjadi andalan di Timnas U-23 medio 2019 lalu, kendati usianya masih muda.
Dan kemudian, Nurhidayat juga sempat menjadi andalan di Timnas Indonesia senior di bawah arahan Shin Tae-yong pada tahun 2021 kemarin.
Terhitung sejak 2018 hingga 2021 itu, karier Nurhidayat sempat meroket dan membuatnya disebut-sebut sebagai salah satu calon bek masa depan Timnas Indonesia.
Tapi harapan itu pupus seketika menyusul sikap Nurhidayat di luar lapangan. Tindakan indisipliner membuatnya didepak Shin Tae-yong dari skuad Timnas Indonesia pada 2021 lalu.
Hal tersebut pun berimbas pada karier Nurhidayat di level klub. Pada tahun 2021, ia didepak PSM ke klub kasta kedua yakni PSG Pati yang kini sudah berganti nama menjadi FC Bekasi City.
Di klub kasta kedua itu, karier Nurhidayat tak kunjung membaik. Hanya enam bulan setelah bergabung, dirinya didepak ke klub kasta kedua lainnya yakni PSIM Yogyakarta.
Di PSIM, Nurhidayat tetap saja kesulitan mengembalikan kariernya. Enam bulan kemudian, ia dipulangkan oleh Bhayangkara FC.
Kembali ke tim klub profesional pertamanya, Nurhidayat tetap tak bisa kembali ke performa apiknya. Alhasil, ia pun didepak dan berstatus tanpa klub pada 2023.
Meski sempat tak memiliki klub, Nurhidayat tak butuh waktu lama untuk menganggur. Pada 2023 ini, dirinya tercatat membela Persiraja Banda Aceh di Liga 2 2023/2024.
(Felix Indrajaya)