Suara.com - Salah satu penonton Piala Dunia U-17 2023 asal Kalimantan Barat, Hang Oka, menyebut mengibarkan bendera Palestina di stadion dianggap sebuah kewajiban baginya.
Hal itu disampaikan sang pendukung jelang menyaksikan pertandingan Prancis menghadapi Korea Selatan di Jakarta International Stadium (JIS), Rabu (15/11/2023) sore WIB.
Hang Oka mengaku jauh-jauh datang dari Sambas, Kalimantan Barat ke Jakarta, dengan niat utama untuk mengibarkan bendera Palestina.
"Yang jelas ini hukum wajib, fardu selaku umat Islam. Paling tidak kalau tak bisa berjihad, kita bersimpati pada mereka. Jadi kami merasa bangga, boleh-boleh bisa pakai jersey (bendera) ini," kata Hang Oka kepada media termasuk Suara.com, Rabu (15/11/2023).
Baca Juga: Tampil Apik di Piala Dunia U-17, Welber Jardim Ditawar Klub Liga 1 Rp2 Miliar
"Ini (Indonesia dan Palestina) saudara."
Hang Oka menjelaskan bahwa sebelum datang ke JIS, dirinya lebih dulu menyaksikan pertandingan Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung.
Namun, baru di JIS lah dirinya berkesempatan untuk mendapatkan bendera Palestina yang diperjualkan di sekitaran stadion.
"Kemarin kami nonton di Bandung tak ada jersey (bendera) Palestina, tapi di sini ada yang jual jadi niat saya tersampaikan," kata Hang Oka.
"Dari niat seperti itu, kalau saya di bawa bos nonton, insyaAllah saya bisa kibarkan bendera Palestina."
Baca Juga: Piala Dunia U-17: Alasan Kaledonia Baru Tetap Bangga Meski Jadi Lumbung Gol Inggris dan Brasil
"Saya beli bendera di sini, di bandung itu tak ada."
PSSI sebelumnya memperbolehkan pengibaran bendera Palestina di tribun stadion Piala Dunia U-17 2023. Hal itu merespons kritik setelah mereka memberi klub Liga 2, Persiraja Banda Aceh sanksi setelah satu pendukungnya masuk lapangan dengan mengibarkan bendera negara yang tengah berkonflik dengan Israel itu.
"FIFA menghargai kebebasan berekspresi. Apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi," kata Erick dalam keterangannya, Senin (6/11/2023).
"Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan seusai peristiwa Kanjuruhan," ucapnya.