Suara.com - Zinedine Zidane telah mengungkapkan apakah dia tertarik mengambil pekerjaan manajerial di Manchester United menggantikan Erik ten Hag yang di bawah tekanan. Mantan pelatih Real Madrid itu kabarnya jadi favorit juru taktik baru Setan Merah.
Tekanan meningkat pada Erik ten Hag menyusul serangkaian hasil buruk yang dipetik Manchester United musim ini, dengan yang teranyar Setan Merah dipermalukan Manchester City 0-3 di Old Trafford pada lanjutan Liga Inggris
Dengan hasil minor tersebut, berarti Manchester United telah kalah lima kali dari 10 pertandingan awal mereka di Premier League 2023/2024.
Seperti diberitakan awal pekan ini, jika Manchester United akhirnya memilih untuk berpisah dengan Ten Hag, mantan bos Real Madrid Zidane adalah favorit untuk mengambil alih kendali di Old Trafford.
Seorang pemenang Piala Dunia, Euro dan Liga Champions pada masa bermainnya, Zidane juga mengklaim tiga trofi Liga Champions berturut-turut selama menjadi manajer Real Madrid.
Namun, pria Prancis itu telah menganggur sejak mengakhiri masa jabatan keduanya sebagai bos Real Madrid pada musim panas 2021.
Dan dia mengungkapkan pada tahun 2022 bahwa meskipun dia ingin kembali ke ruang ganti pemain sebagai pelatih, ambisi pribadinya membuat dia tidak bisa sembarangan menerima tawaran melatih dari tim peminat.
Selain itu, kendala bahasa telah menghalanginya untuk menerima pekerjaan jadi pelatih di Liga Inggris, seperti pekerjaan di Manchester United.
Berbicara kepada L’Equipe, Rabu (1/11/2023), Zidane berkata; “Ketika saya masih menjadi pemain, saya bisa memilih (menerima tawaran) dari hampir semua klub. Namun sebagai seorang pelatih, tidak demikian. Cuma ada dua atau tiga tawaran yang realistis yang bisa saya terima.
“Jika saya kembali ke klub untuk melatih, saya cuma mau menang. Saya mengatakan ini dengan penuh kerendahan hati. Itu sebabnya saya tidak bisa sembarang menerima pekerjaan melatih," sambung pelatih berusia 51 tahun itu.
“Karena alasan lain juga, saya mungkin tidak bisa kemana-mana. Faktor bahasa misalnya. Kondisi tertentu membuat segalanya menjadi lebih sulit."
“Ketika orang bertanya kepada saya: 'Apakah Anda ingin pergi ke Manchester?' Saya mengerti bahasa Inggris tetapi saya belum sepenuhnya menguasainya."
“Saya tahu ada pelatih yang pergi ke klub tanpa bisa berbicara bahasanya, tapi saya bekerja dengan cara yang berbeda. Untuk menang, banyak elemen yang berperan. Ini adalah konteks global. Saya, saya tahu apa yang saya butuhkan untuk menang,” tukasnya.