Suara.com - Piala Dunia U-17 adalah kompetisi sepak bola internasional yang diselenggarakan FIFA untuk pemain berusia di bawah 17 tahun.
Ajang ini telah berlangsung sejak tahun 1985 dan telah melahirkan banyak pemain bintang yang kemudian sukses di level senior.
Hanya beberapa pekan dari sekarang, Piala Dunia U-17 2023 akan diselenggarakan di Indonesia tepatnya pada 10 November hingga 2 Desember mendatang.
Sebelum menyaksikan perhelatan akbar tersebut, ada baiknya mengetahui deretan sosok legendaris yang lahir dari Piala Dunia U-17.
Baca Juga: Cetak Gol Selamatkan Timnas Indonesia U-17 dari Kekalahan, Amar Brkic: Sangat Emosional bagi Saya
1. Luis Figo (Piala Dunia U-17 1989)
Luis Figo adalah pemain asal Portugal yang dikenal sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia pada masanya.
Ia memulai kariernya bersama Sporting CP pada 1987 dan kemudian pindah ke Barcelona pada 1995.
Figo kemudian meraih kesuksesan bersama Barcelona dan Real Madrid, serta memenangkan Ballon d'Or pada tahun 2000.
Figo tampil impresif di Piala Dunia U-17 1989, di mana dirinya selalu jadi andalan di setiap pertandingan Portugal yang finis sebagai peringkat tiga terbaik.
Baca Juga: Pemain Diaspora Amar Rayhan Brkic Selamatkan Timnas Indonesia U-17 dari Kekalahan Lawan SV Meppen
Menyitat Transfermarkt, Figo tercatat mencetak dua gol dalam enam pertandingan yang dijalainya pada Piala Dunia U-17 1989.
2. Gianluigi Buffon (Piala Dunia U-17 1993)
Gianluigi Buffon adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia sepanjang masa.
Ia telah membela Juventus sejak 2001 sebelum pindah ke PSG pada 2018 untuk kemudian pensiun di klub pertamanya, Parma tahun ini.
Buffon telah memenangkan banyak gelar dalam kariernya, dengan yang terbaik ketika membela Juventus di mana dia meraih 10 Scudetto, 5 Coppa Italia, dan 6 Supercoppa Italiana.
Buffon juga merupakan kapten timnas Italia selama 16 tahun, dan ia telah tampil di tiga Piala Dunia.
Sayangnya, Buffon tidak tampil impresif di Piala Dunia U-17 1993 mengingat Italia jadi bulan-bulanan di ajang tersebut.
Dia tampil dalam seluruh fase grup ketika Italia kalah 1-2 dari Meksiko, ditahan imbang Jepang tanpa gol sebelum dilumat Ghana 0-4.
3. Francesco Totti (Piala Dunia U-17 1993)
Francesco Totti adalah salah satu penyerang terbaik di Italia pada masanya.
Ia membela AS Roma selama 25 tahun sbelum pensiun, dan ia telah memenangkan banyak gelar bersama klub tersebut, termasuk 2 Scudetto, 2 Coppa Italia, dan 2 Supercoppa Italiana.
Totti juga merupakan kapten timnas Italia selama 10 tahun, dan ia telah tampil di dua Piala Dunia.
Totti tampil menonjol di Piala Dunia U-17 1999, di mana ia mencetak satu-satunya gol Gli Azzurri muda ketika kalah 1-2 dari Meksiko di matchday pertama.
Setelahnya, Timnas Italia jadi pesakitan. Mereka ditahan imbang Jepang tanpa gol sebelum kalah 0-4 dari Ghana dan tersingkir lebih cepat di ajang tersebut.
4. Ronaldinho (Piala Dunia U-17 1997)
Ronaldinho adalah salah satu pemain terbaik di dunia pada masanya. Ia dikenal dengan gaya permainannya yang menghibur dan kreatif.
Ronaldinho memulai kariernya bersama Grêmio pada 1998 dan kemudian pindah ke Paris Saint-Germain pada 2001.
Ronaldinho kemudian meraih kesuksesan bersama Barcelona dan AC Milan, serta memenangkan Ballon d'Or pada 2005.
Ronaldinho tampil impresif di Piala Dunia U-17 1997, di mana ia berhasil membawa Brasil juara. Ronaldinho mencetak dua gol dalam enam pertandingan, salah satunya dilakukan ketika menang 4-0 atas Jerman di semifinal.
5. Carlos Tevez (Piala Dunia U-17 2001)
Carlos Tevez adalah salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Argentina. Ia telah membela banyak klub besar, termasuk Manchester United, Manchester City, Juventus, dan Boca Juniors.
Tevez juga merupakan bagian dari timnas Argentina yang memenangkan medali emas Olimpiade 2004.
Tevez tampil impresif di Piala Dunia U-17 2001, di mana dia berhasil mencetak dua gol dalam dua kesempatan tampil. Gol pertamanya di ajang itu tercipta ketika Argentina melumat Oman 0-3 di Grup C.
Tevez kemudian mencetak gol satu-satunya bagi Timnas Argentina dalam kekalahan 1-2 dari Prancis pada babak semifinal.