Suara.com - Persija Jakarta tidak akan didampingi Pelatih Thomas Doll saat menjamu Barito Putera dalam laga pekan ke-15 BRI Liga 1 2023/2024 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (7/10/2023) malam. Ini seperti dikonfirmasi langsung oleh juru formasi asal Jerman itu.
Penyebabnya adalah Thomas Doll diberi kartu kuning saat laga pekan lalu menghadapi Persis Solo. Dalam laga yang berakhir dengan skor 2-2 itu, ia merasa wasit salah mengambil keputusan.
Sebelum itu, Doll juga diganjar kartu kuning. Tepatnya, ketika berhadapan dengan Bali United di pekan ke-13.
"Saya mendapatkan kartu kuning karena pada pertandingan terakhir saya menendang botol kosong dan tidak mengarah kepada wasit atau siapa pun. Saya tidak tahu, hanya ada botol di dekat situ, bisa saja bola (ditendang)," kata Thomas Doll kepada awak media.
"Wasit memberikan saya kartu kuning, saya tidak tahu mengapa, saya pun mencoba menjelaskan kepada dia jika saya tidak bermasalah dengannya atau dengan rekannya (asisten wasit), saat itu saya marah karena situasi ketika tiga bek kami melawan satu striker lawan, saya tidak senang karena kami tidak bisa menutup ruang untuk striker, saya marah dan kemudian saya mendpatkan kartu kuning."
"Jadi pada pertandingan selanjutnya saya akan berada di Tribun. Ini juga sebenarnya tidak bagus. Jadi, wasit bisa saja membuat keputusan yang buruk," jelasnya.
Thomas Doll menjelaskan keputusan wasit akan diterimanya dengan senang hati jika dirinya marah kepada perangkat pertandingan. Namun, yang terjadi tak demikian lantaran ia sebal melihat penampilan anak asuhannya.
Namun, wasit berpikir lain. Mereka mengangkat kartu, yang membuat mantan pelatih Borussia Dortmund itu tak bisa mendampingi tim di bench saat laga melawan Barito Putera.
"Ketika saya marah kepada wasit dan menendang sesuatu, tentu saya layak mendapat kartu kuning, tapi ada situasi itu saya tidak ada konflik dengan wasit," terang Thomas Doll.
Baca Juga: Sudah 2 Minggu TC di Jerman, Ini Kata Pemain Timnas Indonesia U-17
"Jadi sebaiknya kamu (wasit) menutup mata (mengabaikan). Wasit bukan lah pahlawan di lapangan, atau merasa menjadi orang paling penting di lapangan, karena dia bukan yang paling penting, yang terpenting adalah pemain. Ini seharusnya bisa lebih baik ke depannya," pungkasnya.