Suara.com - Pelatih Brunei Darussalam, Mario Rivera pernah melayangkan pernyataan serius menuduh Shin Tae-yong bersekongkol dengan wasit.
Brunei Darussalam akan menjadi lawan timnas Indonesia di babak pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Pertandingan ini pun bisa berlangsung panas.
Sebab ada dendam yang disimpan oleh Mario Rivera terhadap Shin Tae-yong. Pelatih Brunei itu bahkan sempat memfitnah juru taktik asal Korea Selatan 'main mata' dengan wasit.
Momen ini terjadi ketika tim Tebuan bertemu timnas Indonesia di Piala AFF 2022. Saat itu, anak asuh Shin Tae-yong menang dengan skor telak 7-0.
Mario Rivera merasa ada kejanggalan. Lantas ia menyerang Shin Tae-yong dan menganggap pelatih timnas Indonesia ini bisa bersekongkol dengan wasit.
Pasalnya di laga timnas Indonesia vs Brunei kala itu dipimpin oleh wasit Korea, Kim Hee-gon dan hakim haris Kang Dong Ho. Mereka berdua dituduh memihak Shin Tae-yong.
Alasannya, mereka berkali-kali terkesan mendesak kiper Brunei untuk menendang bola lebih cepat di babak pertama. Selalu itu, mereka terlihat tertawa dengan STY, seolah sebagai teman dekat.
"Karena mereka sama-sama orang Korea, mereka dapat berbicara satu sama lain, tetapi mereka tidak boleh saling menertawakan. Mungkin kemudian mereka akan bertemu di restoran Korea dan ditraktir oleh pelatih Shin Tae Yong. Bagi saya, ini tidak bisa diterima," kata Mario Rivera saat itu.
Bahkan insiden kartu merah yang diberikan wasit juga menjadi sorotan pelatih asal Spanyol tersebut.
"Sebelum kartu merah, kami bisa bermain melawan Indonesia dan para pemain menunjukkan permainan yang bagus. Kemudian wasit merusak permainan karena itu bukan kesalahan. Mungkin dia senang sekarang. Pencopotan satu pemain membuat 22 orang lainnya menangis di ruang ganti," imbuhnya.
Berkat ungkapan di masa lalu Mario Rivera, timnas Indonesia vs Brunei Darussalam bisa semakin memanas ketika berjumpa lagi di Kualifiakasi Piala Dunia 2026.
Adapun jadwal pertandingan ini skuad Garuda akan menjadi tuan rumah lebih dulu 12 Oktober. Lalu, Jordi Amat cs bertandang ke Brunei 17 Oktober.