
Pergantian pelatih jelas bakal mengubah gaya bermain Timnas Indonesia yang dalam beberapa tahun terakhir telah dibentuk Shin Tae-yong.
Dengan bekerja simultan di timnas kelompok umur serta senior, Shin Tae-yong secara perlahan membentuk gaya main skuad Garuda dengan karakter yang jelas.
Timnas Indonesia di bawah asuhan STY tampil solid dalam bertahan dan tak lagi bermain umpan lambung, tetapi lebih mengandalkan umpan-umpan pendek untuk membangun serangan.
Sebagai contoh, tanpa kehadiran Shin Tae-yong, Timnas Indonesia U-24 yang diasuh Indra Sjafri pada Asian Games 2022 terlihat kesulitan.
Rizky Ridho dan kawan-kawan memang unggul dalam penguasaan bola, tetapi sama sekali tidak memiliki ketajaman untuk mengonversi peluang.
2. Legasi Terancam Hilang

Sejak ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia, salah satu langkah tegas yang dilakukan Shin Tae-yong adalah memangkas generasi.
Shin Tae-yong secara berani tak lagi memanggil mayoritas para pemain senior untuk membela Timnas Indonesia. Alhasil, para pemain muda seperti Asnawi Mangkualam, Egy Maulana Vikri dengan terkini Ramadhan Sananta yang dijadikan tulang punggung Garuda.
Keputusan itu secara tak langsung turut menguntungkan timnas kelompok umur khusus U-23 yang jadi memiliki para pemain berpengalaman dengan usia yang sejatinya masih sangat muda.
Kepergian Shin Tae-yong membuat tradisi mempercayakan Timnas Indonesia kepada para pemain muda menjadi tanda tanya. Andai legasi STY gagal diteruskan, bukan tak mungkin pemanggilan pemain ke skuad Garuda bakal kembali seperti dulu dengan mayoritas diisi para pemain tua.