Infografis
Suara.com - Berikut deretan pelatih di kompetisi Liga 1 2023/2024 yang telah gugur hingga pekan ke-11, di mana terbaru adalah Luis Edmundo Duran yang baru dipecat oleh Persita Tangerang.
Luis Edmundo Duran menjadi pelatih Liga 1 2023/2024 yang harus gugur cepat setelah dibebastugaskan oleh Persita Tangerang usai laga pekan ke-11.
“Persita dapat mengkonfirmasi bahwa Luis Edmundo Duran telah meninggalkan tugasnya sebagai pelatih kepala klub,” bunyi pernyataan Persita, dikutip dari laman resmi klub.
Keputusan membebastugaskan pelatih asal Chile tersebut tak lepas dari hasil evaluasi manajemen tim berjuluk Pendekar Cisadane itu.
Pasalnya dalam enam laga terakhir yang dilakoni Persita, Luis Edmundo gagal mempersembahkan kemenangan dan harus tumbang sebanyak enam kali.
“Setelah melakukan evaluasi dan mempertimbangkan beberapa hasil di awal musim ini, kami sepakat untuk menyudahi kerjasama dengan Coach Luis Edmundo dengan kesepakatan bersama,” ujar manajer tim Persita, I Nyoman Suryanthara.
Dibebastugaskannya Luis Edmundo pun membuat kursi kepelatihan Persita untuk sementara akan dipimpin oleh pelatih tim U-20 nya, yakni Ilham Jaya Kesuma.
Di samping itu, kabar ini menambah panjang daftar pelatih yang harus gugur cepat di kompetisi Liga 1 2023/2024 yang baru berjalan 11 pekan.
Lantas, siapa saja pelatih yang harus gugur cepat di Liga 1 2023/2024 sebelum Luis Edmundo dibebastugaskan oleh Persita Tangerang? Berikut daftarnya.
Baca Juga: Imbas 6 Kekalahan Beruntun, Persita Tangerang Pecat Pelatih Luis Edmundo
1. Luis Milla
Luis Milla menjadi pelatih pertama yang gugur di Liga 1 2023/2024, tepatnya di pekan ke-3 setelah Persib Bandung bermain imbang 2-2 dengan Dewa United.
Eks pelatih Timnas Indonesia itu memilih mundur dari jabatannya karena alasan keluarga, yang membuatnya harus kembali ke Spanyol.
2. Aidil Sharin Sahak
Usai Luis Milla, giliran pelatih asing dari Persikabo 1973 yang memutuskan mundur dari jabatannya di pekan ke-4, yakni Aidil Sharin Sahak.
Hampir sama dengan Luis Milla, Aidil Sharin memutuskan mundur karena alasan keluarga yang memaksanya untuk pulang ke Singapura.
