Suara.com - Kegagalan Timnas Indonesia U-23 dalam menjuarai Piala AFF U-23 2023 di Thailand masih terasa hingga sekarang. Kekalahan atas Vietnam di babak final itu membuat pelatih Garuda Muda, Shin Tae-yong, gagal meraih gelar perdana bagi Indonesia.
Nasib Shin Tae-yong itu berbeda dengan pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri. Diketahui sosok Indra berhasil membawa Timnas Indonesia meraih medali emas di ajang SEA Games 2023 di Kamboja.
Mengenai itu, menarik untuk membandingkan perbedaan gaji Shin Tae-yong vs Indra Sjafri berikut ini.
Gaji Shin Tae-yong
Baca Juga: Dapat Panggilan Perdana dari Timnas Indonesia, Ryan Kurnia Ungkap Kebanggaan
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) memang tidak pernah merilis jumlah gaji yang diberikan kepada Shin Tae-yong.
Namun pada bulan Desember 2020, media asal Vietnam, Danviet memberikan bocoran daftar gaji pelatih-pelatih top yang ada di Asia Tenggara.
Nama Shin Tae-yong berada di posisi puncak. Pelatih asal Korea Selatan itu disebut menerima gaji mencapai 1 juta dollar AS per tahun, atau sekitar Rp 14,2 miliar.
Apabila dihitung per bulan, maka Shin Tae-yong menerima kurang lebih Rp 1,1 miliar. Jumlah tersebut dihitung lebih besar dari yang diterima kompatriotnya Park Hang Seo di Timnas Vietnam.
Gaji Indra Sjafri
Baca Juga: Hari Ini! International Friendly Match U-17 Indonesia vs Republik Korea
Sampai saat ini, masih belum diketahui secara pasti berapa besaran gaji Indra Sjafri selama menjadi pelatih Timnas Indonesia.
Namun pada tahun 2021 lalu, Indra Sjafri pernah membuat masyarakat karena mengaku tidak digaji selama menjadi pelatih timnas.
Walau begitu, peristiwa yang dimaksud tidak terjadi di era kepemimpinan Ketua PSSI Mochamad Iriawan (Iwan Bule) maupun era Erick Thohir sekarang. Sebaliknya, momen Indra tidak digaji sebagai pelatih terjadi pada 2013 silam
Hingga sekarang, PSSI tidak pernah merilis bocoran gaji dan bonus para pelatih timnas. Namun, Ketua PSSI periode 2019-2023, Iwan Bule sempat menyebut kepada Deddy Corbuzier bahwa gaji pelatih timnas senior mencapai Rp 2 miliar per bulannya.
Iwan Bule juga menyebut nominal tersebut belum termasuk fasilitas yang disediakan oleh pihak federasi untuk menunjang kehidupan para pelatih.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa