Kariernya sebagai pemain tak begitu mentereng karena banyak dihabiskan di tim-tim kasta bawah Italia sejak 1982 hingga memutuskan pensiun pada 1993 di Empoli.
Usai pensiun, Spalletti menggeluti dunia kepelatihan, di mana ia melatih Empoli sejak 1993 hingga 1998. Di awal karier kepelatihannya ini, ia mampu menorehkan catatan fantastis.
Spalletti mampu membawa Empoli naik kasta dari yang semula bermian di Serie C1 atau kasta ketiga, berhasil menembus Serie A atau kasta teratas sepak bola Italia.
Kiprahnya membuatnya dipinang Sampdoria pada 1998. Sayangnya, Spalletti tak bertahan lama di Sampdoria, yakni hanya setahun saja atau sampai 1999.
Usai melatih Sampdoria, Spalletti melatih Venezia yang juga tak berlangsung lama yakni pada tahun 1999 hingga tahun 2000.
Usai pergi dari Venezia, pelatih berkepala plontos ini menukangi Udinese pada 2001 sejak Maret hingga Juni saja. Setelahnya, ia menganggur dan melatih Ancona pada Desember 2001 hingga Juni 2002.
Setelah berpisah dengan Ancona, Spalletti kembali ke Udinese dan bertahan lama yakni selama tiga tahun. Dalam kiprahnya itu, ia mampu membawa timnya menembus Liga Champions.
Kiprah apiknya membawa Spalletti ke raksasa Italia, AS Roma pada 2005. Di tangannya, Il Lupi mampu menjuarai Coppa Italia pada 2006/2007 dan 2007/2008 serta menjuarai Supercoppa Italia pada 2007.
Ia pun juga mampu membawa AS Roma bersaing di papan atas dalam perebutan Scudetto melawan Inter Milan. Sayangnya, perjalanannya bersama Il Lupi berakhir pada 2009.
Baca Juga: RESMI Luciano Spalletti Jadi Pelatih Timnas Italia Gantikan Roberto Mancini
Usai hengkang dari AS Roma, Spalletti memilih berkarier di Rusia dengan menukangi Zenit St Petersburg selama empat lima tahun hingga 2014.