Sebelum menjadi pemain termahal, Moises Caicedo menapaki karier sepak bolanya di Santa Domingo, sebuah wilayah di Ekuador.
Ia terlahir dari sebuah keluarga miskin dengan jumlah saudara yang banyak, yakni 10 bersaudara, di mana Caicedo adalah anak bungsu atau anak terakhir.
Saat memulai kariernya, Caicedo tak memiliki sepatu sehingga harus meminjam sepatu ke orang lain demi bermain di sebuah lapangan yang kotor, seperti yang dilansir dari The Sun.
Lapangan tersebut berada di daerah Mujer Trabajadora, sebuah daerah miskin di mana lapangan tersebut berdebu dan dikelilingi perumahan.
Parahnya lagi, daerah tersebut merupakan daerah yang dihuni banyak geng-geng kriminal, di mana perampokan dan kejahatan banyak terjadi di daerah itu.
Tapi sepak bola membawa Caicedo keluar dari wilayah tersebut. Adalah sosok Ivan Guerra yang menjadi penolongnya sehingga dirinya menekuni sepak bola.
“Saya melihatnya (Caicedo) memiliki bakat. Jadi saya mengundangnya ke sekolah (sepak bola)” ujar Ivar Guerra yang menjadi pelatih Caicedo saat muda.
Saking miskinnya keluarga Caicedo, Ivan Guerra menanggung biaya sekolahnya agar dirinya tetap bisa bermain dan menjadi pesepak bola profesional.
“Anak-anak membayar biaya, tetapi jika mereka mampu. Keluarganya (Caicedo) sangat miskin. Setiap kali kami bermain di luar kota, dia selalu menjadi yang terakhir di bus karena dia tak punya ongkos,” lanjut Guerra.
Baca Juga: 3 Transfer Termahal Premier League Saat Ini, Siapa Nomor Satu?
“Saya menanggung biayanya (Caicedo). Dia bahkan tidak punya sepatu, kadang-kadang teman-temannya akan meminjamkan miliknya atau saya akan meminta-minta agar dirinya bisa punya sepasang sepatu,” lanjut Guerra.