Kisah Moises Caicedo, dari Kubangan Kemiskinan Jadi Pemain Termahal Liga Inggris

Arief Apriadi Suara.Com
Jum'at, 18 Agustus 2023 | 19:07 WIB
Kisah Moises Caicedo, dari Kubangan Kemiskinan Jadi Pemain Termahal Liga Inggris
Pemain baru Chelsea, Moises Caicedo berpose mengenakan jersey The Blues usai transfernya dari Brighton & Hove Albion dirampungkan pada Senin (14/8/2023) waktu setempat. [Twitter/@ChelseaFC]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gelandang baru Chelsea, Moises Caicedo menjadi sorotan karena statusnya sebagai rekrutan termahal sepanjang sejarah Liga Inggris atau Premier League. Kisah kelam dalam perjalanannya juga turut dikenang.

Chelsea telah membuat gebrakan di dunia sepak bola Inggris dengan memecahkan rekor transfer untuk kedua kalinya dalam enam bulan terakhir.

Kali ini, mereka merekrut Moises Caicedo dari Brighton dengan biaya yang fantastis, mencapai sekitar 115 juta poundsterling (sekitar Rp2,2 triliun).

Harga transfernya itu mengalahkan rekrutan Chelsea lainnya, yakni Enzo Fernandez, yang didatangkan dari Benfica dengan harga 106 juta poundsterling pada Januari 2023 lalu.

Baca Juga: 3 Transfer Termahal Premier League Saat Ini, Siapa Nomor Satu?

Di samping harganya yang begitu mahal, pemain berusia 21 tahun tersebut memiliki cerita perjalanan yang menarik. Namun, di balik suksesnya menjadi pemain termahal di Premier League, ada kisah kelam yang juga patut diingat.

Moises Caicedo diperkenalkan Chelsea (Chelsea FC)
Moises Caicedo diperkenalkan Chelsea (Chelsea FC)

“Saya sangat senang bergabung dengan Chelsea. Saya sangat senang berada di sini, di klub besar ini, dan saya tidak perlu berpikir dua kali ketika Chelsea memanggil saya,” ujar Caicedo usai diresmikan.

Kedatangannya ke Chelsea pun tak lepas dari perjalanan panjang yang ia lakoni sejak memulai kariernya di negaranya, Ekuador.

Siapa sangka, sebelum menjadi pemain termahal di Liga Inggris dan bergabung Chelsea, Caicedo memiliki kisah miris dalam perjalanan kariernya di kancah sepak bola.

Adapun kisah miris itu adalah Moises Caicedo tak punya sepatu bola untuk bermain karena keluarganya yang miskin. Seperti apa kisahnya?

Baca Juga: Ngotot Bertahan di Manchester United, Harry Maguire Cuma akan Jadi Pilihan Kelima di Pos Bek Tengah

Dari Keluarga Miskin hingga Tak Punya Sepatu Sepak Bola

Sebelum menjadi pemain termahal, Moises Caicedo menapaki karier sepak bolanya di Santa Domingo, sebuah wilayah di Ekuador.

Ia terlahir dari sebuah keluarga miskin dengan jumlah saudara yang banyak, yakni 10 bersaudara, di mana Caicedo adalah anak bungsu atau anak terakhir.

Saat memulai kariernya, Caicedo tak memiliki sepatu sehingga harus meminjam sepatu ke orang lain demi bermain di sebuah lapangan yang kotor, seperti yang dilansir dari The Sun.

Lapangan tersebut berada di daerah Mujer Trabajadora, sebuah daerah miskin di mana lapangan tersebut berdebu dan dikelilingi perumahan.

Parahnya lagi, daerah tersebut merupakan daerah yang dihuni banyak geng-geng kriminal, di mana perampokan dan kejahatan banyak terjadi di daerah itu.

Tapi sepak bola membawa Caicedo keluar dari wilayah tersebut. Adalah sosok Ivan Guerra yang menjadi penolongnya sehingga dirinya menekuni sepak bola.

“Saya melihatnya (Caicedo) memiliki bakat. Jadi saya mengundangnya ke sekolah (sepak bola)” ujar Ivar Guerra yang menjadi pelatih Caicedo saat muda.

Saking miskinnya keluarga Caicedo, Ivan Guerra menanggung biaya sekolahnya agar dirinya tetap bisa bermain dan menjadi pesepak bola profesional.

“Anak-anak membayar biaya, tetapi jika mereka mampu. Keluarganya (Caicedo) sangat miskin. Setiap kali kami bermain di luar kota, dia selalu menjadi yang terakhir di bus karena dia tak punya ongkos,” lanjut Guerra.

“Saya menanggung biayanya (Caicedo). Dia bahkan tidak punya sepatu, kadang-kadang teman-temannya akan meminjamkan miliknya atau saya akan meminta-minta agar dirinya bisa punya sepasang sepatu,” lanjut Guerra.

Saat beranjak remaja, Caicedo terpilih bermain untuk Santa Domingo XI, hingga singkat cerita dirinya terpilih masuk ke Jaipadida.

Sayangnya, perjalananan Caicedo sempat terhenti karena uang. Ia sempat dipulangkan kala berlatih dengan Jaipadida karena tak bisa membayar biaya asrama dan makanan.

Barulah pada 2016 Caicedo mendapat angin segar dan diterima Independiente del Valle usai sukses menjalani trial bersama klub Ekuador itu.

Perjalanannya pun tak berjalan mudah di Independiente del Valle. Tapi Caicedo pantang menyerah dan membuktikan kapasitasnya hingga bermain di Copa Libertadores U-20 dan menjadi juara.

Sejak saat itu, jalan Caicedo terbuka lebar, hingga dirinya diboyong Brighton pada 2021 dan berlanjut menjadi pemain termahal Liga Inggris bersama Chelsea.

Caicedo pun akhirnya bisa mewujudkan mimpinya, yakni menjadi pesepak bola profesional untuk mengangkat derajat keluarganya yang miskin secara finansial.

“Keluarga saya adalah hal yang paling penting,” ujar Caicedo dalam wawancaranya usai resmi bergabung dengan Chelsea.

Kontributor: Felix Indra Jaya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI