Suara.com - Pelatih Kepala Kashima Antlers U-18 Atsushi Yanagisawa menyoroti kebiasaan pemain Indonesia yang suka mengeluh dan guling-guling di lapangan. Hal itu disebutnya tak akan membuat sepak bola Negeri Seribu Pulau ini maju.
Komentar pelatih Kashima Antlers Atsushi Yanagisawa terlontar usai timnya menghadapi skuad Bhayangkara Presisi FC U-20 di ajang International Youth Championship 2023 yang bergulir di Bali.
Menurut Yanagisawa, Bhayangkara Presisi FC memiliki beberapa pemain andal, tetapi tak sedikit diantaranya yang mudah mengeluh dan berguling-guling di lapangan untuk mengulur waktu.
“Dengan cara bermain seperti itu untuk Indonesia mau meningkat dari 150 ke peringkat 100 dan naik agak sulit, karena selama ini di Jepang tidak ada istilah sedikit-sedikit jatuh guling-guling,” kata Yanagisawa dikutip dari Antara.
“Ke depan kalau bisa mari bermain sportif, kalau tidak parah sekali jangan, karena dengan sportif otomatis bola kita akan jadi maju,” sambung Yanagisawa.
Dalam laga perebutan posisi ketiga International Youth Championship 2023 ini, Bhayangkara Presisi FC kalah dari Kashima Antlers lewat adu penalti 3-4, padahal tim asuhan Hartono itu masih memimpin dengan skor 2-1 hingga menit ke-77.
Pada laga tersebut, Kashima Antlers terlebih dulu unggul melalui gol yang disarangkan Ikeda Kensho pada menit ke-14. Namun, Bhayangkara dengan seragam kuning berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-18 melalui gol Ahmad Fahrul Aditya.
Memasuki paruh kedua pertandingan, Bhayangkara kembali menambah angka lewat gol kedua Fahrul di menit ke-77, namun Kashima Antlers kembali berhasil menyamakan angka pada menit ke-90+4 lewat tendangan Oyama Koji.
Kashima mengaku cukup kecewa karena banyak waktu terbuang percuma sehingga mereka tak dapat memaksimalkan strategi.
Menurut tim asal Jepang itu, dari 1x45 menit pertandingan tiap babak hanya dapat bermain penuh selama 20 menit, sehingga diharapkan ke depan dipilih wasit yang betul-betul berkualitas demi memajukan sepak bola.
Sementara itu, Pelatih Kepala Bhayangkara Presisi FC Hartono menyebut kekalahan tersebut menyakitkan.
“Mungkin kemenangan sudah di depan mata tapi terjadi gol balasan akhirnya penalti. Mental pemain down karena kemasukan di menit akhir,” ujarnya.