Kenapa Legenda Timnas Italia Marah Liga Indonesia Disebut Level Dunia Ketiga?

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 06 Agustus 2023 | 12:35 WIB
Kenapa Legenda Timnas Italia Marah Liga Indonesia Disebut Level Dunia Ketiga?
Walter Zenga. [Sampdoria.it]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Walter Zenga, legenda Timnas Italia dan Inter Milan, marah saat sepak bola Indonesia disebut sebagai sepak bola "dunia ketiga". Pernyataan ini disampaikannya kepada media Italia, Corriere della Sera.

Walter Zenga dikenal sebagai penjaga gawang kelas dunia pada dekade 1980-1990-an dan memiliki karir yang sukses di Inter Milan selama 16 tahun dari tahun 1978 hingga 1994, dengan total penampilan sebanyak 328 kali.

Ia juga menjadi penjaga gawang utama Timnas Italia dari tahun 1987 hingga 1992 dengan total 58 penampilan di bawah mistar.

Saat ini, Zenga berkarier di Indonesia, khususnya di Persita Tangerang. Ia menduduki posisi The Director of Institutional and Infrastructure Development di klub tersebut.

Baca Juga: Profil Esal Sahrul, Pemain Muda Persita yang Tampil Gacor di BRI Liga 1 dan Dilirik Talent Scouting Eropa

Keputusan Zenga untuk berkarier di Indonesia mendapatkan tanggapan yang mengejutkan dari publik Italia. Beberapa di antara mereka menganggap bahwa Zenga telah "dibuang" dari Italia ke Indonesia, yang dianggap sebagai negara dunia ketiga dalam dunia sepak bola.

Pelatih Napoli Maurizio Sarri (kanan) menyapa pelatih Crotone Walter Zenga sebelum pertandingan Liga Italia antara SSC Napoli vs FC Crotone pada 20 Mei 2018 di Stadion San Paolo.CARLO HERMANN / AFP.
Pelatih Napoli Maurizio Sarri (kanan) menyapa pelatih Crotone Walter Zenga sebelum pertandingan Liga Italia antara SSC Napoli vs FC Crotone pada 20 Mei 2018 di Stadion San Paolo.CARLO HERMANN / AFP.

Publik Italia berpendapat demikian karena Zenga pernah mendapatkan gelar Kiper Terbaik Dunia versi IFFHS selama tiga tahun berturut-turut ketika ia masih aktif sebagai pemain. Ia juga telah melatih beberapa klub top di Eropa, seperti Red Star Belgrade, Sampdoria, dan Palermo.

Zenga memberikan tanggapan mengenai keputusannya bergabung dengan Persita Tangerang. Ia tidak menerima jika sepak bola Indonesia dianggap selevel dengan negara dunia ketiga atau negara dengan prestasi rendah di dunia sepak bola.

Ia mengakui bahwa meskipun tidak selevel dengan sepak bola papan atas, Indonesia memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan olahraga ini.

"Yang membuat saya marah, tentu saja sepak bola Indonesia bukanlah negara dengan peringkat teratas di dunia sepak bola," ujar Zenga kepada Corriere Della Serra.

Baca Juga: Jadi Bomber Lokal Tersubur di BRI Liga 1 2023/2024, Saatnya Yandi Sofyan Dipanggil Timnas Indonesia?

"Tetapi itu adalah sepak bola yang berbeda, dengan semangat besar dari masyarakat Indonesia terhadap olahraga ini," lanjutnya.

Zenga menjelaskan bahwa keputusannya untuk berkarier di Persita Tangerang adalah bagian dari semangatnya untuk mengembangkan sepak bola di seluruh dunia.

"Saya sudah melakukannya sebelumnya (berkarier di berbagai tempat)," kata Zenga.

"Pada 2006, saya menjadi pelatih di klub Turki, dan pada 2010 saya melatih klub Al-Nassr di Arab Saudi."

"Di mana pemain seperti Cristiano Ronaldo dan Marcelo Brozovic tampil sekarang," tambahnya.

Zenga merasa senang berkarier di Indonesia karena masyarakatnya yang tenang dan sopan terhadap semua orang. Ia juga merasa dihormati karena masih dikenang sebagai salah satu pemain hebat dalam sejarah sepak bola.

"Di sini sangat baik. Saya sudah pernah datang sebelumnya. Saya suka pendekatan hidup masyarakat Indonesia, yang tenang dan sopan," ucap Zenga.

"Hanya lalu lintasnya yang buruk. Pada usia saya, yang saya pikirkan adalah hari ini. Saya hidup dalam momen ini, saya tidak lagi melihat ke masa depan."

Terkait pandangan bahwa sepak bola tidak begitu berkembang di Indonesia, Zenga membantahnya dengan menyebut bahwa ada fans klub Inter terbesar di dunia di Jakarta. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia memiliki hasrat yang besar terhadap sepak bola.

"Apakah Anda bercanda? Di Jakarta, terdapat salah satu klub penggemar Inter terbesar di dunia. Bahkan wakil suporter lokal Sampdoria pernah datang menemui saya," katanya.

Zenga merasa bahagia karena keluarganya akan bergabung dengannya di Tangerang, Indonesia. Setelah 12 tahun tinggal di Dubai, ia merasa bahwa Dubai bukan tempat yang ideal untuk membesarkan anak-anaknya, yang saat ini berusia 11 dan 14 tahun.

“Saya sudah punya rumah, dan keluarga saya akan datang dalam satu pekan ini. Setelah 12 tahun di Dubai, sekarang saatnya untuk pergi. Anak-anak saya sudah berusia 11 dan 14 tahun. Saya pikir Dubai tidak lagi menjadi tempat yang ideal untuk membesarkan mereka,” tutur Zenga.

Kontributor : Imadudin Robani Adam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI