Suara.com - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll mengungkam adanya anomali atau keanehan pada timnya meski berhasil mengalahkan tim tamu Persebaya Surabaya dalam laga pekan kelima BRI Liga 1 2023-2024.
Duel Persija vs Persebaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Minggu (30/7/2023) itu rampung dengan skor 1-0 untuk kemenangan Macan Kemayoran.
Gol semata wayang Persija dalam laga ini dicetak Ryo Matsumura pada menit ke-38 alias 10 menit setelah Persebaya bermain dengan 10 orang usai Arief Catur dganjar kartu merah karena melanggar keras Witan Sulaeman.
Meski demikian, Doll menyoroti keanehan permainan Persija Jakarta. Pasalnya, skuad Macan Kemayoran dinilai malah kerepotan pasca unggul jumlah pemain dari lawannya.
Baca Juga: Keributan Pemain Dewa United - Bali United, Stefano Cugurra: Ini Situasi Emosional
"Tim lawan sudah nothing to lose. Pemain kami mungkin berpikir kami tidak lagi perlu lari 100 persen, kami tidak begitu berkonsentrasi, dan kemudian perlahan-lahan Anda kehilangan kendali permainan," kat Thomas Doll dalam konferensi pers pasca laga.
"Dan ini sangat berbahaya karena Anda pikir itu mudah, dan kami harus belajar," tambahnya.
Terlepas dari kemenangan yang didapatnya atas Persebaya, Doll juga menyatakan rasa hormatnya kepada pelatih tim lawan Aji Santoso, yang dinilainya telah menginstruksikan cara bermain yang bagus kepada tim asuhannya.
Doll mengganti tiga pemainnya di ketiga lini secara bersamaan pada babak kedua, dengan memasukkan Aji Kusuma, Resky Fandi, dan Akbar Arjunsyah. Menurutnya keputusan itu diambil karena para pemain yang berada di lapangan tengah kelelahan.
Kami mengganti (pemain) di saat yang tepat, karena beberapa pemain kami kelelahan. Anda dapat melihatnya saat situasi 11 lawan 10. Itulah sebabnya seperti saya katakan sebelumnya kami punya banyak tanda tanya," ujar pelatih asal Jerman itu.
Perihal Persija yang saat ini tidak memiliki banyak stok penyerang murni, Doll menyatakan bahwa ia telah beradaptasi dengan situasi yang ada. Salah satunya adalah dengan memberikan peran lebih banyak untuk menyerang dan menusuk ke area penalti lawan bagi dua pemain yang sejatinya merupakan gelandang atau pemain sayap, yakni Ryo dan Riko Simanjuntak.
"Saya suka cara bermain Persebaya. Mereka pakai pelatih lokal. Mereka membiarkan para pemainnya bermain, membangun serangan dari bawah, bukannya mengirim umpan-umpan panjang. Benar-benar pekerjaan bagus dari kolega Indonesia saya," tegas juru taktik asal Jerman tersebut, demikian Antara.