Suara.com - Pertandingan antara Bali United dan Dewa United berlangsung sengit di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali. Namun, insiden keributan yang terjadi setelah babak kedua berakhir menarik perhatian banyak pihak.
Pelatih Dewa United, Johannes Hendrikus Olde Riekerink, mengungkapkan alasan di balik kejadian tersebut, yang ternyata berkaitan dengan komentar antarpemain.
"Saya 100 persen berdasarkan fakta bahwa itu tidak adil terkait (komentar) apa yang telah dilontarkan," kata Riekerink dengan tegas saat jumpa pers usai pertandingan.
Riekerink melanjutkan dengan menjelaskan bahwa ada beberapa kata-kata yang dilontarkan kepada salah satu pemainnya, yaitu Ricky Kambuaya, sesaat setelah wasit, Nendi Rohaendi, meniupkan peluit tanda berakhirnya babak kedua. Komentar tersebut diduga menyakiti perasaan Ricky dan mengundang emosi dari pemain tersebut.
Gelandang bertahan, Ricky Kambuaya, yang merasa terhina dengan komentar tersebut.
Dia spontan mendatangi pemain-pemain Bali United yang duduk di bangku cadangan (bench). Akibatnya, situasi pun memanas dan terjadilah keributan sesaat di lapangan.
Beruntung, petugas keamanan (steward) yang bertugas di Stadion Kapten I Wayan Dipta cepat menanggapi insiden tersebut.
Mereka dengan sigap dan tegas mengatasi keributan, sehingga situasi kembali terkendali dalam waktu singkat.
"Dia (Ricky Kambuaya) orang yang spesial saya memang tidak lama mengenal dia tapi saya tahu dia jujur, terbuka dan adil," ucapnya kepada awak media saat konferensi pers usai laga.
Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: Bali United Comeback, Bungkam Dewa United 3-1