Klub Liga 2 yang Tak Pernah Promosi ke Liga 1 Sejak 2017

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 30 Juli 2023 | 02:00 WIB
Klub Liga 2 yang Tak Pernah Promosi ke Liga 1 Sejak 2017
Saldi Amiruddin cetak satu gol di pertandingan FC Bekasi City vs PSIM Yogyakarta yang berlangsung di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Senin (19/9/2022) (Instagram @fcbekasi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia, Liga 2 2023-2024 akan segera bergulir dengan diikuti 28 klub peserta.

Jelang kick-off yang direncanakan berlangsung pada September mendatang, tak ada salahnya kita menengok keunikan dari klub-klub peserta.

Salah satu yang menjadi sorotan adalah kehadiran deretan kontestan yang selama beberapa tahun belakangan belum pernah merasakan promosi ke Liga 1 sejak tahun 2017.

Meskipun para kontestan Liga 2 menaruh target tinggi untuk promosi ke Liga 1, namun usaha mayoritas dari mereka kerap tak berhasil.

Baca Juga: Liga 2 Adopsi Aturan Liga 1 Soal Kehadiran Suporter Tim Tamu, Apa Itu?

Beberapa klub bahkan telah dicap sebagai tim yang betah berada di Liga 2 karena seringnya mereka gagal mendapatkan status promosi.

2 Kali Hasil Imbang Diraih PSIM, Brajamusti Geram Teriak Imron Out/Twitter @NusantaraUtd
2 Kali Hasil Imbang Diraih PSIM, Brajamusti Geram Teriak Imron Out/Twitter @NusantaraUtd

Berikut Klub Liga 2 yang Tak Pernah Promosi Sejak 2017

1. Perserang Serang

Di musim 2017, Perserang mampu finish di peringkat ketiga klasemen akhir Liga 2 dengan raihan 24 poin.

Namun, di musim selanjutnya, prestasi mereka malah lebih buruk. Perserang finis di urutan kedelapan Liga 2 2018 dengan koleksi 31 poin, sebelum finis keenam di musim 2019.

Baca Juga: 2 Eks Pemain Klub Liga 2 Kini Berkarier di Luar Negeri, Siapa Saja?

Sebelum kompetisi pada musim 2020 dihentikan karena pandemi Covid-19 dan baru digelar pada 2021, Perserang finish di peringkat keempat dengan 10 poin.

2. PSBS Biak

Memulai musim Liga 2 2017, PSBS Biak mampu finish di posisi kedua klasemen Grup 8 dengan mengumpulkan 18 poin.

Berlanjut pada musim 2018, mereka yang tergabung di Grup Timur finish di peringkat kesembilan dengan mengumpulkan 26 poin.

Berlanjut di Liga 2 2019, PSBS Biak yang masih tergabung di Grup Timur, finish di peringkat sembilan dengan mengumpulkan 24 poin.

Sementara di musim 2020 tidak digelar dan baru bergulir pada 2021, PSBS Biak berada di Grup D dan nyaris terdegradasi.

Di musim 2022, PSBS Biak berada di Grup C dan kembali menjadi penghuni zona degradasi tepatnya di peringkat ke delapan dengan empat poin.

3. PSPS Riau

Penampilan PSPS di musim 2017 terbilang ciamik, memuncaki klasemen Grup 1 dengan mengumpulkan 25 poin dari 12 laga.

Sayangnya di babak ketiga, PSPS tergabung di Grup Y bersaing dengan Persebaya Surabaya dan PSIS Semarang, finish di peringkat ketiga.

Pada musim 2018, PSPS berada di Grup Barat dan finish di posisi keenam dengan mengumpulkan 31 poin, sebelum berlanjut ke musim berikutnya.

Di musim 2019, PSPS finish di peringkat kesembilan dengan mengumpulkan 26 poin, kemudian absen di musim 2020 karena pandemi Covid-19.

PSPS meraih hasil positif di musim 2021 setelah finish di peringkat ketiga klasemen dengan mengumpulkan 15 poin.

Di musim 2022 PSPS Riau terdegradasi usai finish di peringkat keenam dan hanya mengoleksi satu poin beruntung kompetisi kembali dihentikan karena Tragedi Kanjuruhan.

4. PSIM Yogyakarta

PSIM mengakhiri musim 2017 dengan bertengger di peringkat ketiga Grup 5, di musim setelahnya tergabung di Grup Timur.

Finish di peringkat ketujuh dengan mengumpulkan 31 poin, kemudian pada 2019 menempati peringkat ketujuh dengan 27 poin.

Musim 2020 kompetisi tidak bergulir karena pandemi, barulah Liga 2 kembali digelar pada 2021, PSIM tergabung di Grup C dan finish di peringkat kedua dengan 19 poin.

Pada musim 2022, PSIM menempati posisi keenam Grup B dengan mengumpulkan 9 poin, sebelum kompetisi dihentikan karena Tragedi Kanjuruhan.

Kontributor: Eko Isdiyanto.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI